BRUNEI (Arrahmah.com) – Malaysia mendesak Myanmar pada Ahad (31/6/2013) untuk mengambil tindakan tegas guna menghentikan penganiayaan terhadap umat Islam Myanmar dan membawa para pelaku [penganiayaan] ke pengadilan, lansir Muslims Today pada Senin (1/7).
Ribuan Muslim Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar untuk menghindari kekerasan dan memburuknya kondisi hidup di sana. Banyak di antara mereka yang pergi, baik dengan perahu melalui laut maupun melewati jalan darat, ke Malaysia.
Kekerasan anti-Muslim di Myanmar yang didominasi dilakukan oleh Buddhis meletus di negara bagian Rakhine barat tahun lalu dan telah menyebar ke seluruh Myanmar.
“Myanmar harus mengatasi masalah tersebut,” kata Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman, kepada wartawan pada pertemuan mentri ASEAN di Brunei, membuat intervensi langka dalam urusan internal anggota.
“Saya tahu itu kompleks, namun mereka harus mengatasi masalah tersebut secara transparan sehingga kita bisa melihat tindakan apa yang sudah diambil … Saya pikir pelaku harus dibawa ke pengadilan sehingga tidak terulang lagi.”
Insiden kekerasan terhadap Muslim Rohingya oleh Buddhis Myanmar dikhawatirkan bisa meluas ke Malaysia dan Indonesia.
Badan pengungsi PBB mengatakan sekitar 28.000 Muslim Rohingya terdaftar sebagai pengungsi di Malaysia, namun kelompok-kelompok yang mewakili mereka mengatakan jumlah sebenanya imigran Muslim Myanmar yang mengalami kekerasan jauh lebih tinggi dan telah melonjak tahun ini.
Anifah mengatakan Organisasi Konferensi Islam (OIC) telah menyuarakan keprihatinan bahwa negara-negara mayoritas Muslim ASEAN tidak berbuat lebih banyak untuk mengatasi masalah ini. Kantor berita Bernama Malaysia juga melaporkan bahwa Anifah telah meminta Myanmar untuk mengizinkan grup kontak OIC mengunjungi negara itu dan meminta Myanmar untuk bekerja sama secara penuh. (banan/arrahmah.com)