KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Kementerian luar negeri Malaysia mengatakan pemerintah Bangladesh telah menolak untuk mengizinkan armada bantuan pangan yang dikirim untuk Muslim Rohingya di Myanmar berlabuh di sebuah pelabuhan di Teknaf, lansir Reuters pada Jumat (3/2/2017).
Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman, melakukan pertemuan dengan Komisaris Tinggi Bangladesh untuk Malaysia, Mohammad Shahidul Islam, pada Jumat (3/2) untuk mencari klarifikasi atas masalah ini, menurut laporan dari The Star Online.
Aman mengatakan pemerintah Bangladesh sebelumnya telah memberikan lampu hijau untuk armada Myanmar mengakses kamp pengungsi Rohingya di Teknaf.
“Dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri menyatakan penyesalan mendalam atas keputusan Pemerintah Bangladesh, mengingat hubungan bilateral yang sangat baik antara kedua negara,” kata surat kabar Malaysia mengutip pernyataan Putrajaya.
Sementara kementerian luar negeri Bangladesh tidak membuat komentar resmi tentang masalah ini.
Namun, salah seorang pejabat tinggi pemerintah Bangladesh menyatakan pada bdnews24.com bahwa Malaysia memberitahu mereka akan mengirim armada bantuan ke Myanmar yang “mungkin memasuki pesisir Bangladesh setelah menyelesaikan distribusi di negara bagian Rakhine”.
“Kami tidak menjawab apapun pada mereka. Butuh waktu untuk datang ke Myanmar dan menyelesaikan distribusi dan kemudian lagi datang ke Teknaf,” kata pejabat itu.
Kapal yang memuat sekitar 2.200 ton makanan ini berlayar dari Dermaga Klang pada hari sebelumnya dan ditandai oleh Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak.
Razak menegaskan bahwa “perhatian utama Malaysia adalah penderitaan Rohingya di Myanmar serta para pengungsi Rohingya”.
Armada ini pada awalnya dijadwalkan untuk berlabuh di Yangon dan berlanjut ke Teknaf, pelabuhan terdekat dimana sekitar 65.000 pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar sejak Oktober tahun lalu berlindung dan tinggal
“Komisaris Tinggi (Bangladesh) mengakui keprihatinan Menteri Luar Negeri Malaysia dan akan kembali setelah mendapatkan penjelasan lebih lanjut dari pemerintah Bangladesh,” menurut laporan tersebut.
Pihaknya saat ini masih mengontak Komisi Tinggi Malaysia di Dhaka untuk memungkinkan makanan yang dibawa armada didistribusikan pada warga Rohingya yang ada di sekitar pelabuhan.
Pengiriman bantuan, menuju kota terbesar Myanmar dan pelabuhan Yangon, telah diluncurkan oleh kelompok-kelompok Muslim Malaysia, serta kelompok bantuan dalam dan luar negeri, menurut Reuters.
Kapal diperkirakan tiba di Yangon pada 9 Februari, tempat 500 ton bantuan perlengkapan diturunkan, pemberi bantuan mengatakan.
Kemudian setelahnya kapal ini akan memulai tiga hari perjalanan ke pelabuhan Teknaf di Bangladesh, Reuters menambahkan. (althaf/arrahmah.com)