KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Pemerintah Malaysia mengatakan akan menyelidiki klaim di media sosial bahwa sejumlah Muslim menghadiri sebuah pertemuan baru-baru ini yang diselenggarakan oleh kelompok internasional Atheist Republic di Kuala Lumpur, lansir Straits Times.
Menurut kantor berita nasional Bernama, Datuk Dr Asyraf Wajdi Dusuki, Wakil Menteri di Departemen Perdana Menteri Malaysia, mengatakan departemen agama di negara tersebut dapat mengambil tindakan terhadap kalangan Muslim ini jika terbukti bahwa mereka telah terlibat dalam kegiatan atheis.
“Jika terbukti bahwa ada Muslim yang terlibat dalam aktivitas atheis yang dapat mempengaruhi iman mereka, departemen keagamaan negara dapat mengambil tindakan,” katanya kepada wartawan pada Ahad (6/8/2017).
Atheist Republic, sebuah kelompok nirlaba yang berbasis di Kanada, menanggapi pada Senin (7/8) bahwa tindakan keras terhadap orang-orang yang tidak beriman akan mempengaruhi citra Malaysia sebagai negara Muslim moderat.
“Apa yang dilakukan kelompok ini? Bagaimana mereka membahayakan orang lain?” Armin Navabi, pendiri kelompok yang berbasis di Vancouver, mengatakan kepada People Mail Online Senin(7/8).
Dia mengatakan bahwa kelompok tersebut hanya dimaksudkan untuk orang-orang yang tidak beriman untuk bersosialisasi dan memiliki komunitas pendukung.
Isu ini pertama kali terungkap setelah beberapa situs blog Islam memposting foto pertemuan kelompok tersebut di Kuala Lumpur, yang tampaknya menampilkan Muslim Melayu muda, berpose dengan Navabi yang kelahiran Iran.
Posko tersebut menarik banyak kemarahan, termasuk seruan agar mereka yang “murtad” ditangkap dan ancaman untuk memenggal kepala Navabi. (althaf/arrahmah.com)