“Aku berharap malam tidak akan pernah datang,” ujar Heba, seorang perempuan muda di Gaza.
“Itu sangat mengerikan,” lanjutnya. Melihat matanya, seperti memperlihatkan kegelisahan, ketakutan mendalam. Heba mengatakan, sejak Israel melancarkan perang di wilayah Gaza, malam-malam yang datang selalu membawa ketakutan pada dirinya.
“Setiap waktu, kami melihat misil Israel melintas dalam kegelapan, menciptakan kilatan, dan saat itu kami mempersiapkan diri menghadapi kematian,” ia menambahkan. Tentara zionis Israel setiap malamnya menghiasi langit-langit Gaza dengan banyak misil dan tembakan-tembakan dari tank-tank mereka.
“Itu seperti terdapat monster dengan kekuatan besar, menyerangmu, dan tidak ada satu dinding atau pertahanan apapun yang melindungimu,” Maha El-Sayyed berujar.”Tidak ada tempat untuk bersembunyi.
“Seperti yang lainnya, Maha mendapatkan kesulitan tidur di malam hari sejak Israel memulai bombardir mereka. Kini, telah lebih dari 765 nyawa menjadi korban kebiadaban Israel. “Suatu saat, saya merasa jantung ini berhenti berdetak.
“Seperti Maha, Om Hussam juga merasakan hal yang serupa. “Jantungku seakan berhenti berdetak saat aku mendengar bombardir yang dikirimkan Israel. Itu sangat mengerikan,” ujarnya. “Aku tidak tahu, kapan aku dapat kembali tidur dengan tenang.
“Kepanikan anak-anak Anak-anak Gaza termasuk yang paling banyak menanggung kepedihan atas serangan Israel. “Jika malam datang, anakku mulai ketakutan dan panik berlebihan,” ujar Om Hussam.
“Aku mencoba untuk menenangkannya tapi itu sia-sia.” “Jangan tinggalkan aku Bu, tetap di sini, kumohon,” begitulah yang selalu diucapkan oleh putra Om Hussam yang baru berumur 7 tahun. “Anak-anak di seluruh dunia merasakan kehangatan di balik selimutnya pada malam hari. Tetapi anak-anak kami merasakan kepanikan setiap malamnya, dan ketakutan akibat misil dan peluru-peluru yang ditembakkan Israel.” (Hanin Mazaya/arrahmah.com)