JAKARTA (Arrahmah.com) – Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) menantang pihak kepolisian untuk segera menangkap ‘penumpang gelap’ yang dituding akan melakukan makar pada aksi bela Islam jilid III.
Wakil Ketua GNPF-MUI meminta Polri untuk segera menangkap pihak yang ditengarai melakukan makar, dan memprosesnya sesuai undang-undang yang berlaku.
“Itu kan GNPF sudah terkenal demo damai, tuntutannya juga jelas, tidak ada neko-neko. GNPF jelas hanya ingin penegakan hukum. Kalau misalnya mengetahui ada makar, laporkan. Atau kalau aparat tahu, tangkap saja (pelaku) makar itu. Kalau GNPF kan jelas niatnya cuma satu untuk menuntut bagaimana supaya yang sudah tersangka segera ditahan sesuai undang-undang yang berlaku,” tegasnya, lapor JITU Islamic News Agency, Selasa (22/11/16)
Menjawab kekhawatiran hal-hal yang tidak diinginkan dalam demo itu nantinya, Ust. Zaitun menegaskan bahwa aksi mendatang akan dilakukan dengan super damai.
“Tanggal 4 November kan juga ada kekhawatiran tapi nyatanya lebih damai lagi. Super damai, Insya Allah,” katanya.
Dia menegaskan rencana aksi damai pada tanggal 2 Desember akan tetap berjalan.
“Insya Allah tetap (berjalan). Proses makin bagus ada konsolidasi, termasuk dengan para ulama semakin mantap. Kita rencana Insya Allah mulai dari pagi,” ungkapnya
Ust. Zaitun juga menyatakan bahwa tuntutan yang akan disampaikan kepada Pemerintah sama halnya dengan yang sebelumnya, yaitu penahanan Ahok sebagai penista agama.
“Saya kira sama dengan 4 November, ditahan bagaimana kasus-kasus yang sama. Yurisprudensinya sudah jelas. Ada banyak kasus penistaan, semua ditahan,” pungkasnya.
(azmuttaqin/arrahmah.com)