JAKARTA (Arrahmah.com) – Majelis Mujahidin menilai surat edaran Wali Kota Surakarta FX Rudiatmo yang memerintahkan seluruh karyawan tersmasuk Muslim menghadiri natal, membuktikan pejabat Kristen semakin agresif memaksakan kehendaknya.
“FX Rudiatmo telah menyalahgunakan wewenangnya untuk misi kristenisasi secara intoleran. Penyalahgunaan wewenang yang tidak pernah dilakukan pejabat Muslim terhadap non Muslim,” jelas Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin Ustadz Irfan S. Awwas secara tertulis kepada redaksi Kamis (22/12/2016)..
Dia mempertanyakan, mengapa aparat keamanan membiarkan saja pelanggaran wewenang serta sikap diskriminatif ini? Sementara polisi malah sibuk dengan mempersoalkan sweeping atribut natal dan nyinyir dengan fatwa MUI?
Sebab itu, tegas Ustadz Irfan, umat Islam terutama karyawan Muslim wajib menolak ajakan natal bersama.
“Apakah orang kristen tidak pede natalan tanpa mengajak orang Islam. Sementara kaum Muslim tidak pernah mengajak non Islam untuk jumatan, Idul fitri dan Idul Adha bersama, tukasnya lugas.
Diketahui, dalam rangka perayaan natal tahun 2016 Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, akan menyelenggarakan acara open house dengan menerima ucapan selamat natal tahun 2016 di rumah dinas wali kota pada hari Minggu, 25 Desember 2016, demikian tulis surat edaran itu.
Terkait acara ini, Pemerintah Kota Solo mengeluarkan surat edaran berisi permintaan agar semua pegawai, baik pemerintah maupun swasta, menghadiri acara itu.
Dalam surat yang ditandatangani Sekda Pemkot Solo, Budi Yulistiyanto, bahkan menyerukan setiap lurah agar menginformasikan adanya acara open house ini kepada warga.
Menurut Wali kota Surakarta Rudy, acara open house digelar sebagai bentuk silaturahmi kepada warga dan pegawai.
“Ini acaranya silaturahmi, enggak ada ibadat Natal. Acaranya hanya makan-makan”, ucapnyadi kantornya, Rabu (21/12).
Meski mengeluarkan surat edaran resmi dan meminta seluruh pegawai Pemkot menghadiri acara itu, Rudy menjamin undangan ini tak bersifat wajib. Sehingga mereka yang absen tak terancam sanksi.
“Enggak ada sanksi bagi yang tidak hadir dalam acara open house ini. Kalau bisa ya monggo. Kalau tidak bisa ya enggak apa-apa. Kalau ada masyarakat yang mau hadir ya monggo,” ungkapnya.
Klaim Rudy, acara open house Natal seperti ini sudah digelar sejak 11 tahun terakhir, dan sudah menjadi semacam tradisi di lingkungan Pemkot Solo.
“Ini sudah 11 kali sejak saya masih menjabat wakil Pak Jokowi (Joko Widodo) hingga jadi Wali Kota Solo. Enggak ada masalah, cuma silaturahmi,” katanya, lansir viva.
(azmuttaqin/arrahmah.com)