YOGYAKARTA (Arrahmah.com) – Amir Majelis Mujahidin Al Ustadz Muhammad Thalib Al Yamani memuji tindakan Said dan Syarif Kouachi yang menyerbu kantor majalah penghina Nabi Muhammad Cahrlie Hebdo dan membunuh 12 orang yang terdiri dari para jurnalis, kartunis, dan polisi yang mengawal mereka. Seraya mengatakan keduanya sebagai syuhada (orang yang gugur syahid di jalan Allah Ta’ala)
“Said dan Syarif syahid dia” tegas Ustadz Thalib, Senin (19/1/2014).
Saat bersamaan, ulama yang membuat karya monumental tarjamah tafsiriyah ini menyatakan, mereka yang mengecam tindakan Mujahidin yang membunuh para penghina Nabi dan penghina Islam sebagai orang yang tidak mengerti apa-apa tentang Islam.
Saat arrahmah.com mengutarakan kepadanya, pandangan bahwa kaum Muslimin harus santun, Islam mengajarkan santun.
“Santun ada pada tempatnya, keras juga ada pada tempatnya. Ini tindakan keras pada tempatnya” samber Ustadz Thalib.
“Wong ada syariat perang kok, apa gunanya syariat perang kalau tidak ada pelaksanaan,” tambahnya.
Ustadz Thalib menghimbau umat Islam tidak menjadi orang yang pengecut. Karena, kata dia, tidak ada satu ayatpun di dalam Al Quran pengecut masuk surga.
“Satu ayatpun memberi kabar gembira bahwa para pengecut masuk surga, tidak ada,” urainya.
Dia juga memaparkan konsep Islam yang adil. Bagi para penghina Islam sudah sewajarnya mendapatkan balasannya dari Mujahidin, tapi mereka yang tidak memusuhi dan menghina Islam ya dibiarkan.
Pada kesempatan itu, Ustadz Thalib mengemukakan beberapa hadits keutamaan Muslim meneror orang kafir. Berikut ini kutipanya.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « خَيْرُ النَّاسِ فِي الْفِتَنِ رَجُلٌ آخِذٌ بِعِنَانِ فَرَسِهِ – أَوْ قَالَ : بِرَسَنِ فَرَسِهِ – خَلْفَ أَعْدَاءِ اللهِ يُخِيفُهُمْ وَيُخِيفُونَهُ ، أَوْ رَجُلٌ مُعْتَزِلٌ فِي بَادِيَتِهِ يُؤَدِّي حَقَّ اللهِ تَعَالَى الَّذِي عَلَيْهِ » .
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Manusia terbaik di masa munculnya fitnah terhadap Islam yaitu seorang muslim yang memegang kendali tali kekang kudanya berjalan di belakang musuh-musuh Allah untuk meneror mereka dan mereka pun menerornya. Atau seorang muslim yang mengasingkan dirinya di perkampungan daerah pergunungan untuk menunaikan kewajibannya kepada Allah.” (HR. Imam Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)
عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ أَنَّهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ النَّاسِ مَنْزِلًا ؟ رَجُلٌ آخِذٌ بِعِنَانِ فَرَسِهِ يُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللهِ . أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ النَّاسِ مَنْزِلًا بَعْدَهُ ؟ رَجُلٌ مُعْتَزِلٌ فِي غُنَيْمَتِهِ يُقِيمُ الصَّلَاةَ ، وَيُؤْتِي الزَّكَاةَ ، وَيَعْبُدُ اللهَ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا » .
Dari ‘Atha’ bin Yasar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah kalian aku beritahu orang yang baik kedudukannya di masa munculnya fitnah terhadap Islam? Yaitu seorang muslim yang memegang kendali tali kekang kudanya untuk berjihad di jalan Allah. Maukah kalian aku beri tahu orang yang terbaik kedudukannya sesudah orang tersebut? Yaitu seorang laki-laki muslim yang mengasingkan diri di tempat pengembalaan ternaknya, dia tetap menegakkan shalat, menunaikan zakat, beribadah kepada Allah tanpa berbuat syirik sedikitpun.” (HR. Imam Malik dalam Al-Muwaththa)
(azm/arrahmah.com)