BIMA (Arrahmah.com) – Ketua Lajnah Perwakilan Wilayah (LPW) Majelis Mujahidin TGH. Tafa’ul Amri Jaya menegaskan bahwa fungsi relawan kemanusiaan dalam agama Islam berbeda dengan paradigma kemanusiaan sekuler dan liberal yang banyak dianut oleh lembaga kemanusiaan.
“Relawan kemanusiaan di wilayah perang dan wilayah damai itu berbeda. Oleh sebab itu relawan kemanusiaan tidak boleh diartikan membantu hanya secara materi saja akan tetapi relawan kemanusiaan membantu menjaga jiwa, harta dan kehormatan mereka sehingga tidak di hancurkan penguasa zhalim dan penjajah,” kata TGH. Tafa’ul Amri Jaya kepada Arrahmah.com, Sabtu (28/3/2015).
Karena itu, imbuh TGH. Tafaul, jika relawan kemanusiaan di wilayah perang membawa senjata dan ikut berperang. Hal itu, menurutnya, dilakukan untuk membela diri, harta dan kehormatan dari serangan para perusak dan penjajah.
“Oleh karena ini wilayah perang maka sudah sepantasnya membawa senjata berbeda dengan relawan di wilayah damai hanya membawa cangkul dan sekop.
Jangan sampai logika para pendengki sesat kaum sekuler membuat kita lemah dan takluk,” tukas Tuan Guru lugas.
Tuan guru juga menjelaskan, Majelis Mujahidin itu dasar perjuangannya ada dua yakni dakwah dan jihad. Dakwah menjelaskan tentang agungnya syariat Islam sementara jihad merupakan pelindung dari dakwah Jika ada yang mengganggu dakwah.
“Karena itu keberangkatan Ridwan Abdul Hayyie sebagai relawan kemanusiaan dalam rangka melaksanakan misi Majelis Mujahidin,” tegasnya.
Sebelumnya telah diwartakan media ini Ridwan Abdul Hayyie gugur di Bumi Syam, Suriah pada Kamis (26/3/2015) di Provinsi Idlib. (azmuttaqin/arrahmah.com)