Jakarta (Arrahmah.com). Selasa pagi, 1 Juni 2010, Majelis Mujahidin mendatangi Mabes Polri untuk mengecam aksi Densus 88 yang melakukan pembunuhan secara brutal. Dalam kesempatan yang sama, Majelis Mujahidin juga mengecam tindakan tentara Israel yang menyerang kapal Mavi Marmara, sekaligus mengutuk sikap diam AS yang tidak berbuat sesuatu.
Syariat Islam Bukan Ideologi Teroris
Pagi itu, di pintu masuk Mabes Polri sudah berkumpul puluhan anggota Majelis Mujahidin berpakaian lengkap dengan rompi bertuliskan Mujahidin. Terlihat Amir (pimpinan) Majelis Mujahidin, Ustadz Muhammad Thalib, Wakil Amir, Ustadz Abu Jibriel, dan sekretaris, Ustadz M Shabbarin Syakur. Rombongan diterima oleh Wakabaintelkam Brigjen Pol Mugi Waluyo, di gedung Baintelkam Mabes Polri. Kedatangan Majelis Mujahidin untuk menyampaikan Surat Terbuka kepada Presiden RI yang tembusannya juga kepada Kapolri.
Dalam surat yang dibacakan oleh sekretaris Majelis Mujahidin, terdapat kritik terhadap pidato SBY tanggal 17 Mei 2010 di Istana Negara.
“Presiden SBY mengaitkan ideologi terorisme dengan Negara Islam sehingga memosisikan Negara Islam sebagai musuh NKRI. Atas dasar apa Presiden mengaitkan ini?,”
Dalam surat tersebut Majelis Mujahidin juga mengecam aksi brutal Densus 88 yang menerapkan extra judicial killing, yaitu pembunuhan di luar pengadilan terhadap tersangka teroris dengan alibi situasi darurat menuai kecaman dan perlu diaudit.
Israel & AS Negara Teroris
Setelah keluar dari ruang pertemuan, sejumlah wartawan meminta konfirmasi dan rilis dari Majelis Mujahidin, terutama tentang penyerangan Israel ke kapan Mavi Marmara. Majelis Mujahidin mengecam tindakan tentara Israel yang menyerang kapal Mavi Marmara. Majelis Mujahidin juga mengutuk sikap diam AS yang tidak berbuat sesuatu.
“Mengutuk sikap diam AS dan pemerintah-pemerintah Barat yang menjadi pendukung kejahatan Israel di Palestina,” ujar Sekretaris Majelis Mujahidin Ustadz M Shabbarin Syakur.
Ustadz Shabbarin menegaskan, tindakan penyerangan militer Israel adalah perbuatan biadab. Majelis Mujahidin menyerukan bahwa penyerangan itu sebagai tindakan teroris.
“Mengutuk tindakan biadab penyerangan Israel terhadap kapal Mavi Marmara yang membawa relawan dan bantuan internasional ke Gaza,” jelasnya.
Majelis Mujahidin juga mengajak semua umat Islam melakukan doa bersama untuk mengutuk Israel. Termasuk mendesak pemerintah agar memutus hubungan kerjasama militer dengan negara-negara pendukung Israel.
“Berbagai ketentuan internasional tidak ada yang diindahkan. Alibi penyerangan relawan terhadap tentara Israel merupakan alibi busuk perompak kapal yang ingin mencari dukungan bagi tindak kejahatannya,” tegasnya.
Tentara Israel laknatullah alaihi sebelumnya memblokade 6 kapal yang berisi bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina di Gaza. Dalam penghadangan tersebut, 19 orang disebutkan tewas, sementara puluhan terluka. Jadi jelas sudah, Israel dan AS-lah negara teroris yang harus diperangi oleh seluruh umat manusia!
(M Fachri/arrahmah.com/dari berbagai sumber)