YOGYAKARTA (Arrahmah.com) – Selain Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS), baca (Ini klarifikasi DSKS terkait pencatutan logonya pada even pengajian), Majelis Mujahidin juga keberatan dengan pamflet atau selebaran gelap pengajian yang mencatut nama pimpinannya. Pamflet gelap itu yakni acara yang menamakan Pengajian khuwah: “Menjalin persatuan di tengah perselisihan umat.” yang rencananya diselenggarakan 6 Februari 2016, di Masjid Jami’ MUI Surakarta, jam 20.00 – 22.00.
Dalam klarifikasi resmi Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin ditandantangani Irfan S. Awwas (Ketua) Shobbarin Syakur (Sekretaris) yang diterima Arrahmah.com Rabu (20/1/2016) menyatakan:
Satu :
Pencantuman nama ketua Lajnah Tanfidziyah Ustd. Irfan S. Awwas sebagai pembicara tidak sepengetahuan Majelis Mujahidin ataupun yang bersangkutan.
Dua:
Majelis Mujahidin tidak termasuk anggota Forum atau Pengajian Ukhuwah tersebut, karena bersifat eksklusif, dimaksudkan oleh pemrakarsa untuk memberi panggung bagi kelompok-kelompok tertentu yang dianggap radikal.
Tiga:
Buku “Membangun Kekuatan Islam di Tengah Perselisihan Umat” yang dikeluarkan oleh Majelis Mujahidin adalah panduan bagi seluruh umat Islam baik yang berada di dalam ormas dan orpol Islam maupun tidak. Bukan diperuntukkan bagi kelompok tertentu.
Terkait acara itu, Ustadz Irfan menambahkan bahwa even ini rekayasa intelijen. “Ada upaya menjebak MM agar masuk perangkap sebagai kekuatan dan pendukung radikalisme seperti stigma barat,” katanya.
Terpisah, sumber Arrahmah.com di Solo juga menyebutkan acara dan niatan pengajian yang sesungguhnya baik ini dilakukan dengan cara-cara yang tidak baik, “Seolah-olah masjid MUI sarang teroris. seakan-akan MUI, DSKS backing teroris,” kata sumber tersebut.
Sumber tersebut juga menyebut bahwa even tersebut tidak pernah mengajukan permohonan kepada beberapa ustadz untuk menjadi pembicara. Seperti nama-nama Ustadz Muzayyin, Ustadz Muinudinillah dan Ustadz Abu Tholut. (azmuttaqin/arrahmah.com)