JAKARTA (Arrahmah.com) – Majelis Mujahidin dalam pernyataannya yang dikeluarkan dari markasnya di Yogyakarta menyebut kezaliman Densus 88 sudah diluar batas kemanusiaan. Hal ini diungkapkan dalam hal terbunuhnya Siyono, imam masjid Muniroh, Cawas Klaten saat dibawa Densus 88 Mabes Polri, Jumat (11/3/2016).
“Disatu segi negara ingin menghentikan segala tindakan kekerasan dalam mengatasi problem masyarakat. Tapi di segi lain, negara juga memfasilitasi aparat Densus untuk melakukan kebiadaban terhadap gerakan Islam,” terang Ustadz Irfan S Awwas, Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin, Senin (14/3).
Menurut dia, kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Densus 88 terhadap sejumlah kasus terduga teroris, benar-benar telah mencoreng wajah Indonesia sebagai negara yang katanya, menjadikan hukum sebagai panglima.
“Tindakan biadab Densus 88 terhadap gerakan Islam di Indonesia, persis seperti kebiadaban tentara zionis Israel terhadap umat Islam di Palestina. Mereka menculik, menangkap, menyiksa, dan membunuh umat Islam. Tidak peduli, apakah umat Islam sedang shalat, membaca Qur’an, sedang mengajar santri di pesantren, bahkan sedang tidur pun.”
Ustadz Irfan mengungkapkan beberapa contoh kasus kezaliman Densus 88 dengan arogan memperlakukan umat Islam seperti hewan.
“Itulah yang dilakukan Densus di Bima, menembak korbannya yang sedang tidur, begitu pula kebiadaban mereka di Klaten yang menangkap Siyono usai shalat jamaah di Masjid, setelah itu dipulangkan tanpa nyawa,” ujarnya.
Ustadz Irfan menegaskan kini keberadaan Densus 88 sama sekali tidak ada manfaatnya bagi bangsa Indonesia, sama tidak bergunanya dengan teroris itu sendiri.
“Karena itu, bubarkan Densus 88 dan hentikan kezalimannya supaya negeri ini aman dari azab Allah,” tandasnya. (azmuttaqin/arrahmah.com)