VALENCE (Arrahmah.id) – Hukuman yang dijatuhkan kepada majalah satir Prancis Charlie Hebdo atas tuduhan pencemaran nama baik merupakan sebuah “keputusan bersejarah,” kata sebuah asosiasi Muslim di Prancis.
Majalah kontroversial tersebut didenda pada 22 Desember lalu karena mencemarkan nama baik sekolah Muslim “Valeurs et Reussite” di kota Valence, Prancis tenggara.
Sekolah tersebut diduga terkait dengan Ikhwanul Muslimin, menurut artikel Charlie Hebdo yang diterbitkan pada Juli 2022.
Mourad Jabri, presiden asosiasi Muslim yang mengelola sekolah tersebut, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa hukuman ini “bersejarah”.
Dia menjelaskan keinginannya untuk mengikuti proses pengadilan untuk “menunjukkan bahwa ada keadilan di Prancis.”
“Meskipun kasus ini sangat politis dan Charlie Hebdo dianggap sebagai simbol kebebasan berekspresi. Putusan tersebut membersihkan nama baik asosiasi,” kata Jabri dan menambahkan bahwa para manajernya menerima banyak pesan kebencian selama periode tersebut.
Hal itu juga mengakibatkan pembatalan pembelian tanah oleh asosiasi, kata Jabri lebih lanjut.
Dalam sebuah rekaman percakapan pada September 2022 lalu, walikota Valence Nicolas Daragon mengakui bahwa dia berada di bawah tekanan yang membuatnya tidak menjual tanah tersebut kepada asosiasi.
Pengadilan Valence mendenda pemimpin redaksi majalah tersebut dan seorang jurnalis masing-masing sebesar €3.000 (3.330 US Dollar). (Rafa/arrahmah.id)