NEW DELHI (Arrahmah.com) – Majalah The Economist menuduh India melakukan sensor tak legal setelah para pejabat mencegah distribusi edisi terbaru karena menunjukkan peta batas-batas Kashmir yang dipersengketakan.
Petugas Pabean memerintahkan bahwa 28.000 eksemplar berita mingguan tersebut harus memiliki stiker manual yang diletakkan di atas sebuah diagram yang menunjukkan bagaimana Kashmir terbagi antara India, Pakistan dan cina.
Baik India dan Pakistan sama-sama mengklaim bahwa wilayah Himalaya kecil itu milik mereka dan telah terjun dalam perang selama dua kali sejak tahun 1947.
New Delhi memaksakan pembatasan ketat pada semua peta yang dicetak, bersikeras bahwa semua Kashmir adalah bagian dari India.
“India menyatakan menjadi sebuah negara demokrasi yang menyetujui kebebasan berbicara,” ujar pemimpin redaksi The Economist, John Mickelthwait seperti yang dilansir AFP. “Tapi mereka sangat memperlihatkan permusuhan mengenai hal ini lebih dari Pakistan dan Cina.”
Dia menambahkan : “Ini adalah tindakan sensor dan banyak suara arif dan bijaksana di India melihat ini tidak berdasar.”
Peta digunakan sebagai ilustrasi untuk cerita halaman depan edisi terbaru mengenai “perbatasan paling berbahaya di dunia” antara India dan Pakistan.
The economist berharap masih bisa mendistribusikan edisi tersebut.
Di masa lalu, majalah ini juga pernah bentrok dengan pemerintah India. (haninmazaya/arrahmah.com)