TEPI BARAT (Arrahmah.id) – Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menyerukan pembebasan semua tahanan Palestina dari penjara-penjara “Israel”.
“Kita harus melanjutkan tuntutan kita untuk menangani masalah pengungsi Palestina dan pembebasan semua tahanan pemberani,” kata Abbas pada upacara peresmian dua proyek amal di kota Ramallah, Tepi Barat.
Menurut angka Palestina, ada hampir 4.550 tahanan Palestina di penjara “Israel”, termasuk 175 anak di bawah umur dan 27 tahanan wanita, bersama dengan 670 tahanan ditahan di bawah penahanan administratif “Israel” tanpa tuduhan atau pengadilan.
Pada hari Sabtu (20/8/2022), tahanan Palestina di penjara “Israel” mengancam akan melakukan mogok makan secara massal untuk memprotes pelanggaran “Israel”.
Selama bertahun-tahun, warga Palestina yang dipenjara oleh “Israel” telah menggunakan mogok makan untuk menuntut kondisi kehidupan yang lebih baik dan diakhirinya penahanan tanpa batas waktu.
Abbas bersumpah bahwa Palestina tidak akan meninggalkan wilayah pendudukan mereka.
“Kami tidak akan meninggalkan negara apapun kondisinya,” katanya.
Pada tahun 1993, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan “Israel” menandatangani perjanjian Oslo, yang memberi Palestina bentuk pemerintahan sipil, tetapi negosiasi gagal untuk menyelesaikan perjanjian dan mengarah ke negara Palestina.
Negosiasi damai antara Palestina dan “Israel” pada April 2014 juga gagal karena Tel Aviv menolak untuk menghentikan pembangunan pemukiman dan membebaskan tahanan Palestina yang dipenjara sebelum 1993. (rafa/arrahmah.id)