Mantan PM Malaysia yang tetap kritis itu menandai konferensi anti-perang di Kuala Lumpur, Senin (5/2), dengan menuding Presiden AS George W Bush dan PM Inggris Tony Blair pembunuh anak-anak dan penjahat perang.
“Sejarah akan menorehkan nama Bush dan Blair sebagai pembunuh anak-anak atau PM dan presiden pendusta. Yang dilakukan Bush dan Blair jauh lebih buruk dari (yang dilakukan) Saddam Hussein atas Iraq,” kata Mahathir, 81, kandidat penerima Nobel Perdamaian 2007 hasil penominasian empat kelompok sipil Bosnia belum lama ini.
Pembentukan pengadilan perang itu didasari keraguan Mahathir atas eksistensi pengadilan internasional di Den Haag yang menurutnya mulai tendensius. Mahathir tidak ragu mendesak dunia agar menyeret para pelaku kejahatan perang itu ke pengadilan internasional, seperti Pengadilan Penjahat Perang yang baru dibentuknya pekan lalu.
Politisi yang dijuluki Little Soekarno ini juga mengusik PM Australia John Howard sebagai Bush kecil di tanah bersemak (bushland) Australia.
Konferensi anti-perang yang dibuka Mahathir pekan ini akan dihadiri sekitar 17 perwakilan Palestina, Iraq dan Lebanon, yang menjadi korban penyiksaan. Selanjutnya, Mahathir menggagas pembentukan komisi kejahatan perang dunia yang berpusat di Kuala Lumpur, yang bertugas menyelidiki kasus-kasus pelanggaran HAM selama peperangan dan merekomendasikan para pelakunya diseret di pengadilan.
“Kita tidak perlu menggantung Blair kalau pengadilan menyatakan dia bersalah. Tetapi kita harus memberinya cap penjahat perang atau pembunuh anak-anak, atau pembohong,” tegas Mahathir. [afp]