KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Mahathir Mohamad, (92), akan menjadi pemimpin negara tertua di dunia setelah kemenangan mengejutkan dalam pemilihan umum yang berlangsung di Malaysia.
Mantan Perdana menteri itu memilih berada di kubu oposisi, setelah mantan anak didiknya, Najib Razak, dilanda skandal korupsi. Najib diduga mengantongi uang sebesar US$ 700 juta dari 1Malaysia Development Berhad, pengelolaan dana investasi negara.
Mahathir Mohamad mencetak kemenangan bersejarah di Pemilu Malaysia 2018. Koalisi Pakatan Harapan yang dipimpinnya memenangkan 115 kursi parlemen, melebihi ambang batas 112 kursi yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan.
Kemenangan Mahathir Mohamad meruntuhkan dominasi Barisan Nasional (BN), yang telah berkuasa di Negeri Jiran itu sejak kemerdekaan pada tahun 1957.
Najib mengatakan dia akan “menerima putusan rakyat”.
Para pendukung Mahathir yang gembira memenuhi jalan-jalan untuk merayakan kemenangan itu saat hasil pemilihan sudah menjadi jelas.
“Kami tak akan balas dendam. Yang kami inginkan adalah memulihkan supremasi hukum,” kata Mahathir seperti dikutip dari BBC News, Kamis (10/5/2018).
Dengan kemenangannya itu, Mahathir Mohamad akan menjadi perdana menteri tertua, tak hanya di Malaysia tapi juga di dunia. Ia akan dilantik pada usia 92 tahun.
Tetapi para koresponden mengatakan bahwa transisi yang mulus menuju kekuasaan seharusnya tidak diasumsikan setelah terjadinya pergolakan politik yang besar.
Tidak ada satu pun partai dalam koalisi yang memenangkan mayoritas, jadi sekarang bersandar pada raja Malaysia untuk memutuskan siapa yang membentuk pemerintahan.
Mahathir sebelumnya merupakan petinggi Barisan Nasional, sekaligus mentor Najib Razak, dan kemudian hengkang dari koalisi yang pernah mendudukkannya sebagai perdana menteri.
Alasannya kala itu, ia malu menjadi bagian dari partai “yang mendukung korupsi”.
(ameera/arrahmah.com)