KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengatakan dia sedang mempelajari opsi untuk maskapai penerbangan Malaysia Airlines Bhd., apakah akan menginvestasikan lebih banyak dana, menjualnya, atau bahkan menutup perusahaan tersebut.
“Merupakan hal yang sangat serius untuk menutup maskapai nasional,” katanya kepada wartawan di parlemen, lansir Bloomberg.com.
“Namun kami akan mempelajari dan menyelidiki apakah kami harus menutupnya atau menjualnya, atau apakah kami harus membiayai kembali. Semua hal ini terbuka untuk diputuskan oleh pemerintah. Kami harus segera memutuskan,” imbuhnya.
Malaysia Airlines telah berusaha untuk melakukan perubahan sejak diambil oleh pendanaan Khazanah Nasional Bhd pada tahun 2014, yang menjadikan Malaysia Airlines sebagai perusahaan swasta.
Hal itu terjadi setelah insiden tragis yang melibatkan salah satu pesawatnya yang menghilang di Samudra Hindia dan satu lainnya ditembak jatuh di Ukraina.
Khazanah menuntut perusahaan penerbangan itu untuk membuat rencana strategis untuk bersaing di industri ini, setelah mengucurkan 6 miliar ringgit ($ 1,5 miliar) ke maskapai tersebut.
Perwakilan untuk Malaysia Airlines tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Maskapai tersebut tidak memiliki pesawat Boeing 737 Max, namun ia berencana untuk menerima pengiriman model itu pada tahun 2020.
Pemerintah telah meminta Khazanah dan Malaysia Airlines untuk meninjau kembali perjanjian dengan Boeing Co. untuk memastikan keamanan penumpang, kata Menteri Urusan Ekonomi Azmin Ali, dan menambahkan bahwa pihaknya sedang memantau dengan seksama penyelidikan atas kecelakaan Ethiopian Airlines.
(ameera/arrahmah.com)