YOGYAKARTA (Arrahmah.id) – Seorang mahasiawa Universitas Gadjah Mada (UGM) meninggal bunuh diri di kamar indekosnya di Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Senin (12/8).
UGM membenarkan adanya perisitwa ini.
“Benar. Namun mohon pemberitaannya yang kalem karena prihatin ke keluarga yang baru berduka,” kata Sekretaris UGM Andi Sandi melalui pesan singkat, Selasa (13/8), dikutip dari Kumparan.com.
Andi Sandi mengatakan, mahasiswa tersebut berasal dari jurusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).
“(Mahasiswa) FMIPA, Ilmu Komputer angkatan tahun 2021,” jelasnya.
Selama ini UGM telah berupaya mencegah dan meminimalisir kasus bunuh diri mahasiswa.
“Upaya yang sudah dan sedang dilakukan adalah dengan melakukan screening kesehatan mental bagi seluruh mahasiswa ketika mereka mengisi KRS,” katanya.
Screening itu memberi peringatan bagi kampus. Apabila ada mahasiswa yang terindikasi mengalami gangguan mental, Unit Layanan Kesehatan Mental akan menanganinya.
“Guna menghindari hal ini (bunuh diri),” katanya.
Tapi pada kasus ini, mahasiswa tersebut tak terdeteksi mengalami gangguan mental.
“Namun, memang almarhum tidak terdeteksi ada gangguan ataupun dimintakan bantuan ke Unit Layanan Kesehatan Mental,” ujarnya.
“Oleh karenanya, penting bagi mahasiswa agar mau dan berani share kondisi mentalnya. Tujuannya, agar universitas, fakultas, sekolah atau unit kerja dapat segera melakukan bantuan atau intervensi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)