DAMASKUS (Arrahmah.com) – Mahasiswa Universitas Suriah, Muhannad al-Hassani, bersatu kembali dengan keluarganya setelah ditahan oleh rezim Asad selama lima tahun.
Dalam video emosional yang beredar di media sosial, Hassani terlihat memeluk ibu dan ayahnya setelah dia dibebaskan dari kamp tahanan Asad.
Ibunya menyambutnya dengan pelukan dan air mata bercampur dengan kata-kata sukacita dan pujian, sementara ayahnya tidak bisa berkata-kata saat dia memeluk putranya. Sambil menjauh dari kamera, ayah Hassani berusaha menyembunyikan air matanya.
Pada tahun 2014, selama tahun ketiganya mempelajari ilmu kedokteran di Universitas Aleppo, Hassani dari desa Kafr Nabel dari pedesaan Idlib, ditangkap dengan sekelompok sekitar 30 rekan oleh rezim Asad. Mazin Al-Qarji, yang merupakan salah satu dari 30 siswa itu, juga dibebaskan sementara yang lain disiksa dan dibunuh.
Beberapa protes diadakan oleh warga Suriah yang menentang rezim Asad, menyerukan pembebasan Hassani dan rekan-rekannya, yang membawa kasus itu ke perhatian PBB, yang melakukan upaya untuk membebaskan semua tahanan Suriah yang telah dipenjarakan selama bertahun-tahun oleh Asad.
Aktivis telah menyatakan bahwa Hassani telah menghabiskan bertahun-tahun penahanannya antara penjara Adra di pedesaan Damaskus dan sel-sel angkatan udara di provinsi Aleppo.
Jaringan Hak Asasi Suriah mengumumkan Desember lalu bahwa jumlah tahanan di penjara rezim Suriah melebihi 220.000.
Menurut berbagai laporan yang dikeluarkan oleh Human Rights Watch, mayoritas tahanan di penjara rezim Suriah disiksa dan dianiaya.
(fath/arrahmah.com)