Islamabad (armnews) – Sikap Samad Khurram patut menjadi contoh siapapun yang menentang segala bentuk penindasan oleh negara lain. Pemuda Pakistan ini menolak beasiswa bergengsi dari AS, sebagai bentuk protes atas serangan pasukan militer AS ke perbatasan Pakistan pekan kemarin.
Penolakan ini membuat kaget dan malu para pejabat diplomatik AS di Islamabad, karena disampaikan Khurram dalam pidatonya di depan para tamu yang hadir dalam acara khusus penyerahan beasiswa yang digelar oleh Roots College Internasional hari Rabu kemarin.
Hari itu, rencananya Duta Besar AS untuk Pakistan Anne W. Patterson akan menyerahkan beasiswa dari Universitas Harvard pada Khurram. Tapi ternyata Khurram menyatakan menolak beasiswa tersebut dengan sebagai bentuk protesnya atas serangan pasukan militer AS di Afghanistan ke perbatasan Pakistan seminggu yang lalu, yang menyebabkan warga sipil dan tentara Pakistan tewas.
Selain itu, penolakan itu juga bentuk protes Khurram pada pemerintahan AS yang kerap mendukung kebijakan Presiden Pakistan Pervez Musharraf. “Saya menolak menerima penghargaan beasiswa ini sebagai protes atas serangan AS ke wilayah pedalaman Pakistan dan atas dukungannya pada tindakan-tindakan Pervez Musharraf yang tidak konstitusional, ” tukas Khurram yang membuat hadirin tercengang.
Pernyataan Khurram membuat Duta Besar Patterson malu, apalagi tak lama kemudian terdengar tepuk tangan hadirin yang kagum atas ketegasan sikap Khurram. “Pemerintah AS sudah menyampaikan penyesalannya atas insiden ini, dan telah menawarkan kerjasama untuk menyediliki peristiwa ini, ” kata Patterson dengan rona muka merah menahan malu.
Khurram adalah mahasiswa tahun ketiga bidang pemerintahan di Universitas Harvard, dan kembali ke Pakistan dua minggu yang lalu untuk hadir dalam acara penyerahan penghargaan beasiswa itu. Buat Khurram, permohonan maaf saja tidak cukup.
“Saya telah menyampaikan protes saya. Saya ingin mengatakan pada rakyat AS bahwa pemerintah mereka tidak hanya mendukung seorang diktator, tapi juga telah membunuh rakyat tak berdosa yang tidak ada kaitannya dengan perang, ” tandas Khurram yang juga dikenal sebagai blogger yang aktif menulis tentang situasi politik di negerinya.
“Saya ingin menjadi bagian dari kampanye untuk independensi hukum di Pakistan, ” sambung Khurram, yang sempat “cuti” kuliah pada musim gugur tahun 2007 karena ikut berdemonstrasi dengan para pengacara di Pakistan yang mendesak agar Musharraf mencabut pemecatan hakim-hakim di pengadilan tinggi dan Mahkamah Agung negeri itu.
Sumber: Eramuslim