JAKARTA (Arrahmah.com) – Pengurus Pusat Keluarga Mahasiswa Minang Jaya (KMM Jaya) meminta Film besutan Hanung Bramantyo, ‘Cinta Tapi Beda’, yang menceritakan hubungan percintaan beda agama itu untuk ditarik dari peredaran karena dinilai telah mencederai budaya Minang yang kuat dengan ajaran Islamnya.
“Film ini telah memutarbalikkan fakta dan memojokkan masyarakat Minang yang kental dengan tradisi Islam,Kata Muhammad Rozi melalui rilisnya kepada arrahmah.com, Kamis (3/1/2013).
KMM Jaya menegaskan bahwa film ‘Cinta Tapi Beda’ menyimpang dari falsafah ‘Adat Basyandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS SBK). Sehingga, menurutnya KMM Jaya sangat terusik dan terhina dengan film Cinta Tapi Beda. Film itu berpotensi merusak sendi-sendi adat dan budaya masyarakat Minang dalam kehidupan sehari-hari, yang sangat menjaga hubungan antar sesama.
“Untuk itu kami meminta Hanung Bramantyo yang menyutradarai film ini meminta maaf kepada mahasiswa dan masyarakat Minang dan menghentikan penayangan film ini di bioskop, karena selain menghina Islam juga merusak sendi-sendi adat dan budaya masyarakat Minang,” tegas Muhammad Rozi.
Lebih dari itu, Rozi mensinyalir, film Cinta Tapi Beda menjadi bagian dari agenda terselubung dari pihak-pihak yang mendukung film itu, untuk menghancurkan adat dan budaya masyarakat di Indonesia.
Di dalam film itu, diceritakan kisah percintaan Diana, seorang gadis Minang Katolik yang taat, dengan Cahyo, laki-laki Jawa Muslim yang juga taat beribadah. Percintaan itu tidak disetujui kerabat dan orang tua masing-masing, hingga akhirnya Diana dijodohkan dengan laki-laki Minang, Dokter Oka yang beragama Katolik. (bilal/arrahmah.com)