SRINAGAR (Arrahmah.com) – Sebuah kendaraan bersenjata India dengan sengaja menabrak dua orang mahasiswa. Satu orang meninggal dan satu orang lagi kritis. Mahasiswa Sekolah Tinggi Amir Singh, Shafat Ahmed dan Mohammad Ashraf Sheikh ditabrak oleh militer di wilayah Badamibagh, Srinagar.
Saksi mata mengatakan pada media bahwa pemuda itu sedang ada di pinggir jalan ketika kendaraan militer melaju dengan cepat dan menabrak keduanya.
Sekurangnya enam orang luka-luka ketika polisi menembakkan gas air mata dan memukulkan tongkat mereka untuk membubarkan aksi protes di Pantha Coke, Batwara, Sonawar, dan Pampore.
Para demonstran mengatakan selama dua bulan ke belakang setidaknya enam orang tewas karena kecerobohan para tentara kafir India pada saat berkendaraan. Mereka mengungkapkan bahwa mereka merasa kehidupan mereka terancam ketika truk-truk militer India berjalan ugal-ugalan dan memperlihatkan bahaya besar bagi kehidupan warga yang sedang berada di jalanan.
Ratusan mahasiswa di Sekolah Tinggi Amar Singh turun ke jalan dan meneriakkan slogan anti-India. Kemudian polisi India melakukan tindakan membabi buta untuk membubarkan mereka.
Di sisi lain, beberapa wilayah di pinggiran Srinagar menjadi saksi serangan minggu lau oleh tentara India membunuhi para remaja. Toko-toko dan berbagai sarana bisnis lainnya sengaja ditutup.
Salah satu pimpinan APHC, Yasmeen Raja, saat mengunjungi rumah remaja yang tewas di Ganderpora Eidgah, mengatakan bahwa APHC akan meneruskan perjuangannya hingga akhir hayat untuk melawan India.
Sementara itu, Pemimpin umum APHC, Mirwaiz Umar Farooq, dan pimpinan Hurriyet lainnya termasuk Syed Abu Gilani, Shabbir Ahmed Shah, Muhammad Yasin Malik, Professor Abdul Ghani Butt, Agha Syed Hassan Al-Moosyi, Fazl Haq Qureishi, Nayeem Ahmad Khan, Mukhtar Ahmad Waza, Yasmeen Raja, Mohammed Saleem Nunnaji, Farida Behanji, dan Mohammad Farooq Rehmani, dalam pernyataan terpisah mengutuk keras kebrutalan angkatan bersenjata India yang telah menewaskan para mahasiswa tersebut. (Althaf/arrahmah.com)