JAKARTA (Arrahmah.id) – Mahasiswa Indonesia yang belajar di Yordania, khususnya di Universitas Yordania dan Universitas Yarmouk, dengan tulus bergerak membentuk kepanitiaan relawan di bulan Ramadan ini. Mereka berkomitmen untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi Suriah yang hidup dalam keterbatasan.
Solidaritas dan kepedulian tersebut menjadi cahaya harapan bagi mereka yang membutuhkan, di tengah tantangan dan kesulitan yang mereka hadapi. Dalam kerangka program CARE PETRA (Care Palestinian Refugees at Ramadan), kolaborasi antara PPI DUNIA (Persatuan Pelajar Indonesia Dunia), HPMI (Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Yordania), PPM PPID (Direktorat Pergerakan dan Pengabdian Masyarakat PPI DUNIA), serta Tim Peduli terwujud.
Program ini bertujuan untuk memberikan bantuan dan perhatian khusus kepada para pengungsi Palestina dan juga Suriah selama bulan Ramadan. Solidaritas dan kepedulian ini menjadi sinar harapan bagi mereka yang membutuhkan, di tengah tantangan dan kesulitan yang mereka hadapi.
Situasi para pengungsi saat ini masih sangat mengkhawatirkan. Beberapa di antara mereka tinggal di bangunan setengah jadi, sementara yang lain menghuni tenda-tenda, terutama para pengungsi Suriah. Kondisi tempat tinggal yang belum memadai menjadi tantangan besar bagi mereka.
Para pengungsi sangat membutuhkan dukungan dari kita, masyarakat Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Selain itu, anak-anak di pengungsian juga menghadapi kesulitan karena belum ada fasilitas sekolah yang memadai.
Mahasiswa di sana berkesempatan melihat langsung kondisi lapangan pada 26 Maret dan 30 Maret 2024 di beberapa titik, termasuk Camp Gaza di Jerash, Yordania, dan Camp Suriah di Mafraq, Yordania.
“Semoga upaya kita dapat memberikan bantuan dan harapan bagi mereka yang sedang menghadapi situasi sulit ini. Mereka sangat membutuhkan bantuan lebih banyak, karena banyak keluarga di camp ini tidak memiliki pekerjaan, jadi mereka sekali lagi sangat membutuhkan bantuan lagi dan lagi,” kata Firas Umar Abdullah, selaku perwakilan ICCS, lansir iNews.id.
Adapun bantuan yang diberikan dalam aksi kali ini berupa 150 paket sembako yang berisi makanan dan kebutuhan pokok warga pengungsian seperti beras, roti, minyak, kacang adas, tepung dan lain-lain. Bantuan tersebut diberikan kepada masing-masing kepala keluarga. Namun, tak ketinggalan juga hadiah untuk anak-anak berupa 100 buah mainan dan 100 paket jajanan.
Camp yang disalurkan bantuan di pengungsi Suriah bertepatan di Mafraq ini bersuasana asri dan jauh dari perkotaan. Setidaknya dibutuhkan waktu satu jam lebih perjalanan dari Kota Amman, ibu kota Yordania. Bantuan kemanusiaan tersebut datang dari masyarakat Indonesia melalui beberapa ORMAS dan juga lembaga kemanusiaan seperti PCINU, PCIM, sponsorship dan juga para donatur yang lebih memilih namanya untuk tidak disebutkan.
Harapan kita semua, para pengungsi dapat mendapatkan hak-hak nya mereka untuk hidup normal seperti kita masyarakat pada umumnya , dan kita membawa nama baik indonesia sebagai bangsa yang peduli akan bangsa lain yang sedang tertindas dan tertimpa dampak konflik akibat perang. Semoga Allah berikan kekuatan untuk saudara-saudara di pengungsian dan juga Allah jaga indonesia agar selalu damai dan aman,” ujar Afiqurrahman
Dirinya berharap, saudara-saudara di pengungsian dapat selalu diberi kekuatan. Tak hanya itu, dia juga berharap agar Indonesia selalu dalam keadaaan damai dan aman. Melalui kegiatan ini, rasa kepekaan sosial yang tinggi diharapkan semakin timbul di benak para mahasiswa Indonesia di dunia, terkhusus yang berada di Timur Tengah, sehingga dapat memberikan contoh bagi para pelajar di manapun.
“Harapannya, acara kemanusiaan terus berlanjut dan berkesinambungan, bahkan jika memungkinkan sifat berkelanjutan ini bisa seperti harapan pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia, yaitu sampai Palestina Merdeka,” ucap Koordinator PPI Dunia, Hamzah.
(ameera/arrahmah.id)