YAMAN (Arrahmah.com) – Setelah mendapat gempuran roket dan penembak jitu dari kaum Syiah Houti di Yaman, Imam Ma’had Darul Hadits, Yaman akhirnya mengeluarkan seruan jihad untuk mempertahankan pesantren yang didirikan almarhum Syekh Muqbil Bin Hadi tersebut. Dua orang santri asal Indonesia dikabarkan tewas dalam insiden tersebut dan dua lagi mengalami luka-luka. Perang sunni syiah mulai berkobar di Yaman?
Konflik Sunni – Syiah di tengah Revolusi Yaman
Di tengah revolusi rakyat yang mendera Yaman, di distrik Dammaj, terjadi konflik sunni – syiah, yang dipicu serangan roket dan penembak jitu dari para pemberontak Syiah Houti ke Ma’had Darul Hadits dan lingkungan Sunni di distrik tersebut, pada Sabtu dan Ahad lalu. Insiden tersebut menewaskan lebih dari 30 orang, termasuk dua santri dari Indonesia, yakni asal Medan dan Aceh.
Dua santri yang tewas tersebut adalah Abu Soleh asal Batubara, Medan dan Abu Haidar asal Kuala Simpang Aceh, dan saat ini sudah dimakamkan di Yaman.
“Atas izin keluarga dimakamkan di sana. Idealnya memang dikembalikan ke Indonesia, tapi mengingat situasi keamanan di sana sangat sulit dengan seizin keluarga dimakamkan di sana, dan informasi yang diterima sudah dimakamkan,” jelas Michael Tene, juru bicara Kementerian Luar Negeri, Kamis (1/12/2011)
Ma’had Darul Hadits Dammaj Yaman didirikan pada tahun 1980 oleh almarhum Syekh Muqbil Bin Hadi Al Wadie, yang namanya cukup dikenal di Indonesia. Ma’had Darul Hadits saat ini menampung lebih dari 10.000 mahasiswa, 10 persen dari mereka berasal dari Arab, Uni Eropa, dan negara lainnya.
Dalam insiden kemarin, markaz Ma’had Darul Hadits ini dikepung kaum Syiah Hauthi sejak awal Dzulhijjah 1432H. Serangan kaum sesat Syi’ah ini telah menewaskan 30 mahasiswa Sunni di antaranya dua orang dari Indonesia berasal dari Medan dan Aceh. Kompleks Ahlus Sunnah Salafi ini diblokade hingga kini kehabisan air, makanan, obat-obatan dan bahan lainnya.
Imam Ma’had Darul Hadits akhirnya serukan Jihad
Mendapat gempuran roket dan tembakan yang bertubi-tubi dari para pemberontak syiah, Imam Darul Hadits di Dammaj, Yaman, Syekh Yahya Al Hajouri, akhirnya mengeluarkan seruan jihad atau deklarasi perang terhadap kelompok sesat syiah tersebut. Hal ini sebagaimana yang disampaikan salah seorang santri ma’had tersebut kepada Gulf News.
“Imam Darul Hadits di distrik Dammaj, Syekh Yahya Al Hajouri, telah menyatakan perang terhadap para pemberontak Syiah Houthi yang telah menyerang dan menolak untuk membuka blokade mereka di sekolah itu,” kata santri tersebut.
Al Hashimi, yang telah belajar pendidikan agama di sekolah itu selama 10 tahun, mengatakan bahwa pemberontak Syiah menyerang sekolah dan tempat-tempat Muslim Sunni lainnya di Distrik Dammaj pada hari Sabtu dan Ahad dengan tembakan mortir dan penembak jitu sehingga menewaskan lebih dari 30 mahasiswa, termasuk mahasiswa asing.
Sumber-sumber mengatakan bahwa beberapa mahasiswa yang berasal dari negara Amerika, Perancis dan Indonesia termasuk di antara mereka yang terbunuh di distrik Dammaj.
Sementara itu, para pemberontak Syiah Houthi, yang memberontak kepada pemerintah Yaman setelah enam tahun perang sporadis sejak 2004, membantah tuduhan pembunuhan siswa di distrik Dammaj dan menuduh media menerbitkan cerita-cerita palsu dan tidak berdasar. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis kepada pers, kelompok pemberontak Syiah Houthi mengatakan bahwa kaum Salafi di sekolah tersebut mengangkat slogan yang melabeli mereka sebagai orang kafir yang menyesatkan.
Berbeda dengan keterangan kelompok sesat syiah tersebut, sekelompok warga Yaman dan para aktivis kemanusiaan serta wartawan menuju lokasi untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Mereka menyatakan :
“Orang-orang di sekolah yang dikepung hidup dalam situasi yang sangat tidak berperikemanusiaan. Tidak ada obat dan makanan dan orang-orang terluka yang mati kehabisan darah karena kurangnya dokter dan obat-obatan” Mohammad Al Ahmadi, anggota kelompok mengatakan kepada Gulf News.
“Lebih dari 26 orang tewas dalam dua hari penembakan. Keluarga yang kelaparan dan banyak anak yang bisa segera mati. para pemberontak Syiah memperlakukan para aktivis secara kasar dan menyita memori kamera saya. Mereka takut bahwa kami akan mempublikasikan foto-foto tentang kebiadaban mereka yang kita dapatkan dari sekolah tersebut.” ujarnya pada hari Selasa, 29 Nov 2011.
Insiden ini menambah panjang daftar perseteruan abadi antara sunni dan syiah yang harus berakhir dengan seruan jihad fie sabilillah. Beberapa kantor berita bahkan melaporkan bahwa kaum salafi di Ma’had Darul Hadits, Dammaj, Yaman, telah meminta bantuan kepada Mujahidin Al Qaeda Semananjung Arab (AQAP) yang juga bermarkas di Yaman. Allahu Akbar!
(M Fachry/dbs/arrahmah.com)