ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Masjid Merah di Pakistan, didirikan oleh ayah Syaikh Abdul Aziz Ghazi, Syaikh Maulana Qari Abdullah. Syaikh Maulana mendukung Mujahidin Taliban Afghanistan yang pada saat itu berperang melawan Rusia.
Masjid Merah memiliki madrasah putra dan putri yang terpisah yang muridnya mencapai sekitar 5.000 dan memiliki program untuk mencetak para imam.
Saat ini, madrasah di Masjid Merah mempunyai pelajar yang lebih banyak dari sebelumnya dan sedang membina bangunan yang luas untuk menampung kira-kira 1,000 lebih pelajar pada 2015.
Madrasah-madrasah ini menyediakan asrama, makanan dan perawatan medis gratis untuk semua pelajar. Hal ini sangat membantu masyarakat yang kurang mampu.
Sebahagian besar pelajar berasal dari keluarga yang berpendapatan rendah, kebanyakan dari daerah suku barat laut Pakistan.
Madrasah di Masjid Merah sangat menjaga adab antara lawan jenis. Salah satu buktinya adalah para staf pengajar laki-laki di sekolah putri mengajar dengan dibatasi tembok dengan menggunakan pengeras suara sehingga tidak ada celah bagi mereka untuk melihat satu sama lain.
Sebagai sekolah yang menjadi simbol kuatnya pendidikan Islam di Pakistan, Syaikh Ghazi mengatakan bahwa madrasah mendapatkan dukungan warga dengan sumbangan yang mereka berikan.
“Orang-orang menghubungi saya dari seluruh Pakistan untuk memberi sumbangan. Baru-baru ini ada seseorang yang menyumbangkan sebuah rumah. Orang lain menyumbangkan beberapa ribu rupee atau mobil. Mereka menyumbangkan karena mereka mendukung apa yang kami coba lakukan,” katanya, kutip BBC.
Abdus Samad, dari desa utara Gurzangi, telah memasukkan putrinya yang berusia 12 tahun ke madrasah Masjid Merah. Sebagai seorang pekerja kasar yang penghasilannya tidak menentu, menyekolahkan putrinya di madrasah Masjid Merah sangat membantunya.
Di madrasah, putrinya mendapat makan tiga kali sehari, dan perawatan medis jika diperlukan.
“Hari ini jika Anda ingin memberikan anak Anda pendidikan, maka diperlukan sekitar 5.000 rupee (Hampir 500 ribu) per bulan. Jika Anda memiliki lebih banyak anak, biayanya jauh lebih besar. Bagaimana seorang pria seperti saya mampu mendapatkannya? Saya memiliki pekerjaan kasar dan tidak memiliki penghasilan tetap, ” kata Samad, yang pindah ke Islamabad setelah kematian kakaknya, kepada BBC.
Negara ini telah menjadi lebih konservatif dan mempunyai semangat keagamaan yang kuat. Banyak masyarakat yang akan marah dan menganggap tindakan keras terhadap madrasah sebagai tindakan keras terhadap Islam.
Pakistan nampak masih memiliki semangat keislaman yang kuat. Banyak masyarakat Muslim Pakistan yang akan marah dan menganggap tindakan keras terhadap madrasah sebagai tindakan keras terhadap Islam. (siraaj/arrahmah.com)