JAKARTA (Arrahmah.com) – Presiden PKS M. Sohibul Iman menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat berdamai dengan corona alias Covid-19.
Sohibul mengaku heran dengan pernyataan Jokowi sebagai Kepala Negara dalam menghadapi pandemik Covid-19. Dia menilai pernyataan tersebut bernada pesimisme.
“Maaf Pak @jokowi apa makna “berdamai dengan virus” itu? Mohon penjelasan,” ujar mantan pimpinan DPR ini dalam akun @msi_sohibuliman ambil menautkan twitan Jokowi, Jumat (8/5/2020).
Menurut Sohibul Iman, pernyataan Jokowi ini merupakan pernyataan kalah perang atau sikap pasrah.
“Kalau mau bikin kategorisasi, statemen ini masuk kategori: “pernyataan kalah perang?” Atau “sikap pasifisme?” Atau “kata-kata filosofis?” Atau “kepasrahan karena ruwet?” kata Sohibul.
Menurut Sohibul Iman, pernyataan Jokowi penuh filosofi. Namun jika merujuk pada filosofi Jawa, istilah berdamai dengan musuh dalam hal ini virus corona, lama kelamaan akan mati dilibas keganasan virus.
“Konon dalam filosofi Jawa ada ungkapan, “Dipangku mati”. Artinya musuh yang kuat sekalipun kalau dirangkul (diajak damai?), lambat laun dia akan lemah dan mati. Tapi kalau yang kita rangkul itu virus corona, yang lambat laun lemah dan mati itu virus atau kita ya?” tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta warga Indonesia untuk bisa hidup berdampingan dengan virus corona. Menurutnya, hingga vaksin belum ditemukan maka tak ada acuan bahwa virus corona benar-benar berhenti menyebar.
“Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, dalam video yang diunggah Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Kamis (7/5/2020), lansir CNN Indonesia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyinggung soal kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diambil pemerintah dalam memerangi Covid-19.
Menurut Jokowi, Indonesia beruntung lantaran bukan lockdown atau karantina wilayah yang dipilih untuk memerangi corona.
Jokowi mengatakan, dengan adanya PSBB masyarakat masih bisa beraktivitas meski terdapat pembatasan di beberapa hal. Lagipula, anjutnya, upaya pembatasan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini memang harus terus dilakukan.
Pernyataan Jokowi ini sempat mendapat sorotan di media sosial. Pasalnya, pernyataan tersebut berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Kepala Negara dalam pertemuan virtual KTT G20 pada Maret lalu. Saat itu, Jokowi mengajak negara-negara anggota G20 untuk “perang” melawan corona.
(ameera/arrahmah.com)