KARANGANYAR (Arrahmah.com) – Meskipun terdengar tidak jelas, ia percaya diri saat menjawab pertanyaan tentang ayat-ayat Al-Qur’an. Ia mungkin tidak bisa membaca huruf Arab, tetapi ia bisa lantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Fajar Abdurokhim Wahyudiono (10), telah menghafal seluruh ayat Al-Qur’an meskipun kesulitan yang ia hadapi, Maa Syaa Allah. Anak luar biasa yang menderita cerebral palsy (CP) ini atau lumpuh otak, memiliki cita-cita yang mulia yakni menjadi seorang imam di Masjidil Haram, Makkah, berdasarkan laporan yang ditulis aquila-style.com pada Rabu (3/9/2014).
Fajar menderita CP, sebuah kondisi terganggunya fungsi otak dan sistem saraf yang mengendalikan kamampuan gerakan, belajar, pendengaran, penglihatan dan berpikir.
“Fajar menyukai tantangan menyelesaikan atau mencari ayat yang spesifik. Tidak begitu banyak dengan membacar,” kata ibunya, Heny Sulistiowati (35), di rumah mereka di Karanganyar, Jawa Tengah.
Kemampuan Fajar untuk menghafal Al-Qur’an, atas izin Allah, juga tak lepas dari peran orangtuanya, Heny dan Joko Wahyudiono, yang yakin bahwa Al-Qur’an adalah obat bagi segala penyakit. Ketika anak mereka lahir prematur pada 2 Oktober 2003, mereka rutin memperdengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an seja Fajar masih dalam ruang perawatan intensif.
“Saya mengatakan kepada perawat untuk memutar kaset sesekali untuk anak saya,” kata Heny.
Memutar lantunan Al-Qur’an terus dilakukan setelah Fajar dibawa ke rumah. Heny dan Joko sangat selektif tentang apa yang anaknya boleh atau tidak boleh dengar. Mereka juga memutuskan untuk tidak memiliki TV atau mendengarkan musik di rumah.
“Anak harus mendengarkan hal-hal yang baik. Segala sesuatu dari Al-Qur’an adalah baik, jadi itulah yang terbaik,” ujar Heny.
Setelah Fajar didiagnosa CP pada usia tiga bulan, Heny dan Joko terus melakukan terapi dengan ayat Al-Qur’an dan terapi psikologis. Saat usia Fajar tiga tahun, ia menunjukkan ketertarikan pada gambar, kemudian Heny membeli CD interaktif belajar Al-Qur’an dan itu cara Fajar belajar huruf Arab.
Ajaibnya, saat pertama kali Fajar dapat berbicara di usia tiga tahun, hal pertama yang keluar dari mulutnya adalah potongan ayat-ayat Al-Qur’an.
Dan, ketika Fajar berumur hampir empat tahun, ia telah menghafal seluruh ayat Al-Qur’an. Kemudian, ia mulai bertanya pada ibunya untuk menemukan ayat untuknya. Karena Heny bukan seorang hafizhah, ia mencari seorang ustadzah untuk mengajari Fajar. “Enam bulan berlalu, guru mengatakan bahwa Fajar telah menghafal 80-90 persen Al-Qur’an, meskipun tidak berurutan,” katanya.
Alhamdulillah, pada Desember 2012, pada usia sembilan tahun Fajar telah menghafal seluruh ayat Al-Qur’an secara berurutan.
Keajaiban Al-Qur’an
Sebagaimana keyakinan bahwa Al-Qur’an adalah obat bagi segala penyakit, kondisi Fajar kian membaik setelah rutin memperdengarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Sebuah tes otak pada usia tiga tahun menunjukkan bahwa otaknya mengalami kejang. Tes terbaru menunjukkan bahwa hal itu sudah hilang. Tes MRI mengungkapkan bahwa ruang kosong di otak Fajar, yang biasanya menunjukkan hidrosefalus, suatu kondisi di mana otak membengkak akibat cairan yang berlebihan. Namun, Fajar tidak mengalami kondisi ini. Bahkan sekarang ia mulai masuk ke sekolah umum, di mana kemampuan motorik dan kognitifnya membaik.
“Ini adalah keajaiban Al-Qur’an, Al-Qur’an membangunkan sel-sel otak yang tertidur. Alhamdulillah, Fajar merasakan berkah dari Al-Qur’an,” kata Heny bahagia.
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.” (QTS Al-Isra’: 82)
(siraaj/arrahmah.com)