JAKARTA (Arrahmah.com) – Saksi ahli dari pemohon penghapusan UU Nomor 1/1965 Tentang Penodaan Agama, Luthfie Assyaukanie mengaku tidak bermaksud menyamakan Lia Eden dengan Nabi Muhammad. Pernyataan dirinya “Apa yang dilakukan oleh Lia Aminudin, sama seperti yang dilakukan Nabi Muhammad. Kesalahan Lia sama dengan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad waktu munculnya Islam,” dalam sidang di MK kemarin Rabu (17/2) hanya sebuah contoh ekstrem.
Namun, menurutnya, karena wartawan yang memberitakan tidak paham dengan konteks yang dia maksud, jadi terkesan dia menyamakan Lia Eden dengan Nabi Muhammad.
“Gegabah itu. Itu ulah wartawan. Saya tidak menyamakan Lia Eden dengan Nabi Muhammad,” terangnya ketika dihubungi hidayatullah.com, Kamis (18/2) pagi. Dia juga mengatakan jika dirinya telah menegur sang wartawan yang memberitakan hal itu.
Menurut peraih PhD Studi Islam dari Melbourne University ini, konteks yang dimaksudnya adalah sikap negara yang harus melihat kembali kelahiran sekte-sekte agama. Kebetulan, dia mencontohkan Lia Eden. Meski dia mengakui, contoh ekstrem tersebut akan menimbulkan konstroversi di kalangan Muslim.
Lutfi menambahkan, biasanya, sekte aliran baru yang muncul di sebuah negara yang mayoraitas, ada kecenderungan direspon antagonis. Dan hal itu setali tiga uang dengan awal mula kedatangan Nabi Muhammad ketika mendakwahkan Islam.
“Nabi pun sampai dianggap gila,” terangnya. Dia menambahkan, karakter agama memang melihat agama lain sesat. Sehingga dia meminta agar pemerintah tidak ikut campur.
Lutfi tidak menampik jika yang ‘dibawa’ Lia Eden dan Nabi Muhammad berbeda. Namun, menurutnya harus dilihat dari sisi religius experiences (pengalaman beragama). “Lia Eden memiliki religius experiences dan dia berani mengambil risiko membukannya,” terang Lufti.
Terkait pernyataan kontroversialnya itu, Lutfi mengaku khawatir jika menyakiti umat Islam. Karena itu, menurutnya, sebelum mengatakan hal itu, dia telah berdiskusi dengan pengacara dan temannya. “Saya tidak bermaksud menyamakannya dengan Nabi Muhammad,” tutupnya. (hdytlh/arrahmah.com)