HASAKAH (Arrahmah.id) — Amerika Serikat (AS) melancarkan sejumlah serangan melalui udara dan artileri berat ke penjara Al Sina’a yang dijebol kelompok militan Islamic State (ISIS) beberapa hari lalu.
Dilansir Task & Purpose (24/1/2022), serangan itu dilakukan karena pihak Pasukan Demokratis Suriah (SDF) masih belum dapat mengambil alih penjara pasca diserbu militan ISIS sejak Kamis (20/1) malam.
“Banyak tahanan ISIS yang merebut senjata setelah membunuh penjaga penjara. Mereka pun berhasil alih gudang senjata,” ungkap Mayor Jenderal John Brennan, komandan koalisi internasional CJTFOIR.
“Oleh karenanya, koalisi internasional harus segera mengambil alih keadaan. Sebab ketika ISIS mendapatkan senjata, mereka menjadi ancaman aktif yang akan membunuhi pasukan SDF dan koalisi internasional,” tambahnya.
Beberapa helikopter Apache dan pesawat tempur F-16, tank-tank baja, dan sejumlah kendaraan tempur lainnya dikerahkan koalisi internasional untuk menyerang posisi miltan ISIS yang masih bercokol di dalam penjara Al Sina’a hingga Senin (24/1) malam.
Di lain pihak, Pusat Media SDF mengumumkan penangkapan 300 anggota militan ISIS yang terlibat dalam kekacauan di penjara al Sina’a yang ada di wilayah Guweiran, Hasakah.
“Sebagai hasil dari serangan koalisi internasioanl, pasukan kami menguasai kembali salah satu bangunan, dan sekitar 300 tahanan ISIS menyerah,” kata SDF Media Center, lansir North Press Agency (24/1).
Sumber dari koalisi internasional pun ikut mengatakan bahwa Unit Khusus SDF telah menangkap sekitar 100 militan ISIS di sekitar penjara Al Sina’a.
“Mereka yang menyerah dan ditangkap oleh SDF adalah narapidana ng mencoba melarikan diri dari penjara saat serangan ISIS selama empat hari terakhir,” kata sumber itu kepada North Press Agency.
Sementara itu, Dewan Demokratik Suriah (SDC) menekankan bahwa ancaman ISIS tumbuh kembali di wilayah timur laut Suriah.
SDC menyerukan agar dunia internasional mendukung mereka secara ekonomi dan menyediakan kemampuan rehabilitasi infrastruktur untuk memberikan kesempatan kerja bagi orang-orang dan menjauhkan mereka dari ideologi radikal.
SDC juga meminta agar negara-negara yang warganya menjadi anggota militan ISIS dan berada di penjara mereka untuk segera direpatriasi karena SDC sudah tidak memiliki kemampuan untuk mengurusnya. (hanoum/arrahmah.id)