JAKARTA (Arrahmah.id) – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendapat kritikan dari masyarakat karena memberikan syarat booster bagi umat Islam yang ingin shalat tarawih berjamaah di masjid.
Meski ada pelonggaran, ternyata masih ada persyaratan yang harus dilakukan masyarakat untuk bisa menjalankan ibadah khusus bulan Ramadhan itu. Syarat itu adalah seluruh masyarakat sudah mendapat vaksis dosis ketiga alias booster.
Hal tersebut disampaikan Luhut saat melakukan kunjungan kerja ke Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada Sabtu lalu (19/3/2022).
“Tarawih boleh,” ucap Luhut. “Makanya nanti mau puasa ini supaya semua (dapat) booster, supaya nanti Ramadhan bisa lebih bebas. Kalau tarawih bisa lebih bebas, (barisan) rapat, tapi tangan dicuci, ini (masker) pasang, booster,” kata Luhut.
Kebijakan ini kontan mendapat kritikan keras dari umat Islam apalagi Luhut sendiri bukan seorang Muslim.
Salah satu kritik keras tersebut disampaikan oleh Ketua Umum DPP KNPI, Haris Pertama. Menurut Haris, Luhut terlalu melebar mengurusi permasalahan ibadah umat Muslim.
“Setiap masuk bulan Ramadhan selalu saja begini, urus saja urusanmu yang lain pak, jangan campuri ibadah kami umat muslim,” ujarnya melalui akun Twitter @knpiharis, sebagaimana dilansir redaksi Arrahmah.id pada Ahad (27/3).
Haris juga mempertanyakan apakah penonton yang memadati sirkuit Mandalika sudah mendapatkan booster.
“Kemarin di Mandalika apakah sudah booster semua?” sindir Haris.
Haris juga mengingatkan bahwa Luhut bukan Presiden yang layak mengatur semuanya.
“Ingat pak, kau bukan Presiden, semua urusan mau kau atur,” pungkas Haris. (rafa/arrahmah.id)