TEL AVIV (Arrahmah.id) – Militer pendudukan “Israel” mengklaim pada Senin (7/4/2025) bahwa penyelidikan awal terhadap pembunuhan 15 pekerja darurat di Gaza selatan bulan lalu menunjukkan bahwa insiden tersebut terjadi “karena adanya perasaan terancam.”
Militer pendudukan mengklaim bahwa mereka telah mengidentifikasi “enam pejuang Hamas” yang berada di sekitar lokasi kejadian di kota Rafah.
Dalam sebuah pernyataan, militer mengklaim pihaknya sedang melakukan penyelidikan yang lebih mendalam, tetapi “penyelidikan awal menunjukkan bahwa pasukan melepaskan tembakan karena adanya ancaman yang dirasakan setelah pertemuan sebelumnya di daerah tersebut,” dan bahwa enam orang yang tewas “diidentifikasi sebagai militan Hamas”, lansir Reuters.
Para pekerja darurat tersebut ditembak mati pada 23 Maret dan dikuburkan di kuburan dangkal. Militer pendudukan awalnya mengatakan bahwa mereka melepaskan tembakan setelah kendaraan tak bertanda mendekat dalam kegelapan, namun kemudian mengubah penjelasannya setelah muncul video yang menunjukkan ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang ditandai dengan jelas dengan lampu menyala ditembaki.
Penyelidikan yang lebih dalam akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang dan temuannya akan disampaikan kepada publik, klaim militer “Israel”.
Setelah kejadian tersebut, Bulan Sabit Merah Palestina menyerukan penyelidikan internasional yang independen dan mengatakan bahwa penargetan konvoi ambulansnya adalah “kejahatan perang penuh, yang mencerminkan pola pelanggaran hukum humaniter internasional yang berulang-ulang.”
Para pekerja darurat tersebut berasal dari Palang Merah, Bulan Sabit Merah, PBB, dan Dinas Darurat Sipil Palestina. (haninmazaya/arrahmah.id)