IDLIB (Arrahmah.com) – Sekelompok organisasi masyarakat sipil Suriah yang berkumpul di Istanbul menyerukan masyarakat internasional untuk mengambil tindakan untuk menghentikan serangan rezim di provinsi barat laut Idlib.
Sebuah konferensi pers bersama yang disebut “Act for Idlib” diadakan pada Sabtu (1/6/2019) oleh perwakilan dari Pertahanan Sipil Suriah (White Helmets), Aliansi LSM Suriah (SNA) dan Direktorat Kesehatan Idlib di distrik Beyoğlu di Istanbul.
Wilayah barat laut Suriah, sebuah wilayah yang berisi lebih dari 3,5 juta orang, telah mengalami eskalasi militer yang dimulai pada minggu terakhir bulan April oleh pasukan rezim Suriah dan sekutunya, melanggar dua perjanjian, zona demiliterisasi Sochi dan perjanjian zona de-eskalasi Astana, lansir Daily Sabah.
Mengekspresikan keprihatinan mereka atas konsekuensi bencana dari situasi kemanusiaan yang meningkat bulan lalu, perwakilan mengatakan hanya ada sumber daya yang terbatas untuk merespon orang-orang yang membutuhkan dan terdapat kekurangan bantuan kemanusiaan untuk wilayah barat laut Suriah.
Konferensi ini menggarisbawahi bahwa semua perkembangan ini terjadi sehubungan dengan kegagalan diplomasi internasional yang dipimpin oleh Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan eskalasi.
Raed Alsaleh, ketua White Helmets, memberi tahu rincian situasi yang sedang berlangsung di zona de-eskalasi Suriah barat laut dalam sebulan terakhir.
“Ada krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung. Rezim semakin memburuk setiap kali kami pikir mereka tidak bisa menjadi lebih buruk,” ujar Alsaleh dan menambahkan bahwa warga sipil berada di bawah ancaman pengasingan paksa.
Dia juga menyatakan bahwa sumber utama makanan dan ladang telah sengaja ditargetkan oleh pasukan rezim untuk mendorong warga sipil mengalami kelaparan. “Organisasi masyarakat sipil Suriah menghabiskan semua upaya mereka untuk menyediakan kebutuhan masyarakat, namun itu hanya memenuhi 25% dari yang dibutuhkan,” tambahnya.
Terkait penggunaan senjata kimia, Alsaleh mengatakan, “Kami telah menyaksikan penggunaan senjata kimia dan menghubungi organisasi internasional.” Namun, ia mengkritik komunitas dan organisasi internasional karena kurangnya minat mereka pada perkembangan di Suriah.
Mengkritik media internasional dan PBB, Alsaleh mengatakan bahwa setiap orang harus mengambil lebih banyak tanggung jawab dan lebih memperhatikan.
“Kepercayaan pada komunitas internasional benar-benar telah hancur di antara orang-orang Suriah,” tambahnya.
Alsaleh juga menggarisbawahi bahwa komunitas internasional enggan memberikan tekanan pada Rusia. Mengingatkan pers tentang pertemuan Uni Arab baru-baru ini, ia mengatakan bahwa tidak ada anggota Uni Arab yang dapat menyuarakan suaranya tentang Rusia.
Fasilitas kesehatan dan sekolah sengaja ditargetkan
Menurut informasi yang diberikan oleh White Helmets, telah terjadi lebih dari 24 serangan terhadap fasilitas kesehatan, enam serangan terhadap pusat pertahanan sipil, 29 serangan terhadap sekolah dan banyak lagi pada infrastruktur sipil lainnya dalam sebulan terakhir, di mana jumlah korban jiwa telah melebihi 250 selama serangan sembarangan oleh rezim Bashar Asad yang menargetkan warga sipil dan daerah pemukiman. Warga sipil harus mengungsi dari kampung halaman mereka di pedesaan utara Hama dan pedesaan selatan Idlib.
Akibatnya, lebih dari 307.000 orang telah terlantar dalam dua bulan terakhir dengan mayoritas dalam empat minggu terakhir dan lebih dari 200.000 dari mereka hidup di tempat terbuka tanpa tempat berlindung, karena situs pengungsi internal yang dekat dengan perbatasan Turki sangat padat dan sudah berjalan pada kapasitas ganda. (haninmazaya/arrahmah.com)