CIPAYUNG (Arrahmah.com) – Salah satu lembaga Katolik internasional terus menggalakkan kampanye menuntut penghapusan hukuman mati dari muka bumi.
Leonardo Agung Tranggono, Koordinator Komunitas Sant’Egidio Asia-Pacifik pada saat retret di Jawa Barat beberapa waktu lalu.
“Manusia adalah harta,” kata Leonardo, anggota komunitas ini, kepada sekitar 60 orang Katolik yang mengikuti retret tanggal 1-3 Juli lalu di Cipayung, Jawa Barat.
Beberapa uskup dan puluhan imam, biarawan dan biarawati menghadiri retret tersebut.
Kampanye anti-hukuman mati mulai dilakukan komunitas ini pada tahun 1990-an saat media gencar memberitakan tentang Dominique Green, 18, yang dihukum mati karena membunuh dan mencuri.
Anggota Sant’Egidio berkomunikasi dengan dia melalui surat, bahkan beberapa dari mereka mengunjungi dia di penjara, ujar Leonardo.
Persahabatan yang dibina komunitas ini dengan Green membantu dia berubah secara pelan-pelan dan dia kemudian mulai membaca Kitab Suci, lanjut Leonardo.
Green dihukum dengan cara disuntik dan kemudian meninggal di Huntsville, Texas, tahun 2004.
Sejak itu komunitas ini terus menerus menggalakkan kampanye menentang hukuman mati di sekolah dan universitas.
“Kami bekerja sama dengan berbagai organisasi internasional termasuk Amnesty International dan World Coalition against the Death Penalty,” kata Leonardo.
Komunitas Sant’Egidio, yang mempunyai misi untuk melayani orang miskin, gerakan ekumene, dan dialog lintas agama, berawal di Roma, Italia, tahun 1968. Saat ini anggotanya sudah mencapai 50.000 dan tersebar di lebih dari 70 negara. [hidayatullah/arrahmah.com]