BANDUNG (Arrahmah.com) – Seperti sudah diduga, lembaga swadaya masyarakat (LSM) Institut Perempuan menolak adanya klub Poligami Indonesia yang diluncurkan di Hotel Grand Aquila Bandung Sabtu (17/10) malam.
“Kami menolak Klub Poligami Indonesia. Peluncuran Klub Poligami ini telah menyakiti hati perempuan dan merupakan bentuk kekerasan terhadap perempuan,” kata Direktur LSM Institut Perempuan, Elin Rozana, dikutip Antara di Bandung, Senin.
“Jelas, Klub Poligami ini telah melanggar Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Kekerasan terhadap Perempuan yang telah ditandatangani pemerintah. Salah satu bentuk kekerasan dalam konferensi tersebut ialah poligami,” ujar Elin.
Menurut dia, alasan lain penolakan terhadap Klub Poligami ialah berdasarkan pengaduan yang diterima Institut Perempuan selama ini, praktik poligami dinilai menimbulkan tekanan psikis, penganiayaan fisik, dan penelantaran, baik istri maupun anak.
Namun, ketika disinggung apakah perlu dilakukan pembubaran terhadap Klub Poligami tersebut, Elin menyatakan, pihaknya tidak berwenang melakukan pembubaran terhadap sebuah perkumpulan.
“Kami selalu mengkritisi permasalahan poligami, karena ini merupakan salah satu bentuk kekerasan, sedangkan untuk masalah pembubaran Klub Poligami itu bukan wewenang kami,” katanya.
Pada Sabtu malam (17/10), bertempat di Hotel Grand Aquila Bandung, sebanyak 150 orang undangan dari seluruh Indonesia memeriahkan launching Klub Poligami Indonesia.
Para tamu undangan yang datang di antaranya dari Papua, Jakarta, Tasikmalaya, dan Garut. Dalam peresmian tersebut, hadir juga Ketua Klub Poligami Malaysia Global Ikhwan Chodijah Binti Am.
Di samping peresmian Klub Poligami, dalam kegiatan yang bertema `Poligami Obat Mujarab untuk Mendapatkan Cinta Allah`, digelar juga konser musik, operet, dan penjelasan mengenai poligami.
Ketua Global Ikhwan Chodijah Binti Am mengatakan, Klub Poligami tersebut awal mulanya diresmikan di Malaysia. Untuk itu, Global Ikhwan akan mendirikan cabang Klub Poligami di Indonesia dan dimulai dari daerah Jawa dan Sumatera.
Menurut dia, Klub Poligami di Malaysia sekarang sudah berjalan dengan lancar, bahkan sekarang sudah memiliki 300 anggota yang tersebar di berbagai negara, seperti Indonesia, Australia, Singapura, Timur Tengah, Thailand, dan masih banyak lagi.
Ia menjelaskan, kenapa poligami menjadi obat mujarab untuk mendapatkan cinta Allah sebab dengan poligami seseorang akan senantiasa mengalami kesusahan dalam hidupnya.
“Ketika dia dalam kesusahan, maka dia akan meminta pertolongan kepada Allah. Kesusahan yang dialami seorang istri yang suaminya berpoligami sifatnya terus-menerus, maka dia pun akan terus meminta tolong kepada Allah,” ujarnya.
Sebelum ini, Bulan Agustus lalu sebuah Klub Pasangan Nikah didirikan di Malaysia. Namanya, Ikhwan Polygamy Club, didirikan oleh Hatijah Aam. Klub ini sepertinya serius menggeluti masalah poligami. Hal ini terlihat dari pengelola klub yang berbentuk badan usaha perusahaan, Global Ikhwan Sdn Bhd.
“Kami ingin mengubah persepsi masyarakat tentang poligami, agar dipandang sebagai sesuatu yang indah dan bukan sesuatu yang menjijikkan,” demikian kata Hatijah Aam, sebagaimana dikutip Canadian Press Senin (28/9).
Tak lama dibuka di Malaysia, klub juga dibuka di Bandung dan Indonesia. Meski banyak penganut feminisme meradang, klub yang di Negara asalnya memiliki 300 suami dan 700 istri sebagai anggota itu mengaku rumah tangga mereka sangat harmonis.
Mereka juga mengaku telah membantu para janda, pelacur yang sudah tobat, dan para wanita lajang yang sudah lewat usia menikahnya, untuk mendapatkan suami yang pantas.
“Apa salahnya dengan berbagi suami? Saya telah menjalaninya hampir 30 tahun.” Menurut Hatijah, poligami adalah pendekatan yang paling praktis dan efektif sebagai solusi atas keinginan pria terhadap wanita. (hdytlh/ant/arrahmah.com)