MEKSIKO (Arrahmah.id) – Nama Lourdes Loyola, seran militer Amerika Serikat, tengah menjadi pembicaraan di dunia maya usai video yang menceritakan perjalanan mualafnya diunggah di media sosial.
Jika kita menilik hubungan antara Amerika Serikat dan Afghanistan, maka kita tidak akan bisa lepas dari peristiwa 9/11 yang dianggap sebagai penyebab munculnya Islamofobia di dunia barat.
Namun, peristiwa tersebut tidak mempengaruhi sikap dari seorang prajurit wanita asal Meksiko yang bernama Lourdes Loyola terhadap Islam dan Muslim.
Dikutip dari kanal Youtube Convert to Islam Story, Loyola bergabung dengan militer Amerika Serikat sejak tahun 2009.
Pada 2015, Loyola mulai tertarik dengan agama Islam. Loyola mengaku bahwa dia, yang berpangkat sersan, pernah dua kali ditugaskan ke Afghanistan untuk menjadi tentara perdamaian.
Di Afghanistan itu lah, dia bertemu dan mengenal Islam dan Muslim, di mana Loyola menilai mereka merupakan orang yang sangat baik, sehingga membuat perspektif Loyola terhadap Islam dan Muslim berubah.
“Muslim bukan seperti yang digambarkan oleh media dan kanal berita selama ini. Mereka sama seperti orang-orang pada umumnya yang memiliki aktivitas harian, seperti mencari nafkah atau bekerja,” ujar Loyola.
Ketertarikan Loyola terhadap Islam semakin meningkat pada pemilu 2015, di mana isu Islamofobia diangkat begitu kuat, sehingga banyak orang yang menghina dan memojokkan agama Islam dan Muslim.
“Saya yang memang tidak senang jika ada orang atau sekelompok orang menyerang kelompok tertentu, akan saya bela dengan sepenuh hati,” tutur Loyola.
Dengan bekal keyakinan itu, Loyola kemudian ingin mempelajari Islam agar data dan fakta yang dimilikinya cukup untuk menjawab tuduhan internet troll. Loyola pun mulai mencari data di dalam Al Quran dan pergi ke Masjid di Nebraska.
Kebetulan, saat itu Masjid Nebraska sedang mengadakan open house. Tanpa malu-malu Loyola hadir dan mengajukan pertanyaan di sesi tanya jawab.
Dia bertanya seputar warisan untuk laki-laki dan wanita yang berbeda porsinya. Serta isu keterkaitan Islam dan terorisme.
Loyola pun mendapat jawaban yang masuk akal dan menerima jawaban dari Imam masjid Nebraska.
Tak hanya sekali dia mengajukan pertanyaan, hingga akhir sesi pun Loyola kembali bertanya tentang alasan Islam mengharamkan makan daging babi.
Untuk masalah itu, Loyola mendapat jawaban singkat karena itu perintah Allah SWT dan dia tetap menerima itu.
Setelah diskusi selesai, ternyata ada seorang Muslimah yang menghampirinya, kemudian menjelaskan secara perinci alasan larangan memakan daging babi.
Dan jawaban dari teman Muslimnya tersebut membuatnya tercengang. Bahwa alasan larangan itu tidak sekadar perintah, tetapi juga memiliki alasan ilmiah dan masuk akal.
Padahal, bagi Loyola jika alasan itu atas ketaatan dari Tuhan saja, dia tidak akan mempertanyakan lebih jauh.
Karena sebelumnya Loyola pun tidak pernah mempertanyakan perintah tuhannya dalam agama yang dianut sebelumnya.
“Bahwa dahulu saya adalah seorang yang taat beragama sebelum menjadi Muslimah. Saya bukanlah seorang gadis yang beribadah karena perintah orang tua, tetapi karena meyakini dengan hati bahwa dia harus menjalankan agama ini,” ujar dia.
Namun, setelah empat hingga lima bukan mempelajari Islam, Loyola melihat agama ini adalah agama yang menyempurnakan agama yang sebelumnya dia anut. Bahwa seluruh ajaran agamanya masuk akal dan dapat diterima.
Hingga akhirnya tepat pada 10 Desember 2015, Loyola menerima dengan yakin Islam sebagai agamanya. Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, Loyola tidak dapat menahan tangis haru yang dia rasakan. Di mana sebagai tentara dia tidak pernah menangis di depan umum.
Loyola merasa damai dan tenang seperti kembali ke rumah. Dia mengakui bahwa keislamannya bukanlah berpindah, tetapi sebuah perjalanan untuk pulang ke rumah.
Usai bersyahadat, Loyola kemudian memberitahukan suami. Tanpa adu argumen sang suami mendukung penuh keputusan istrinya.
Dia pun sangat bahagia meski setelah itu dia harus menjalani pernikahan berbeda agama. Karena dia tidak berharap bahwa suaminya akan ikut bersamanya menjadi Muslim, bahkan membayangkan ribuan tahun dia akan menerima Islam pun sepertinya tidak mungkin.
Setelah sang suami menerima, Loyola mulai mendalami Islam dan berbagai kewajiban sebagai Muslim, salah satunya berhijab. Awalnya, dia merasa ragu untuk mengenakan jilbab, tetapi suaminya kembali mendukung dan memotivasi apa pun pilihan hatinya.
Pada Juni 2018, Loyola kemudian memutuskan berkomitmen mengenakan hijab secara penuh. Sebelumnya, Loyola mengakui untuk benar-benar menjalankan syariat Islam yang satu ini, dia belajar perlahan dengan lebih sering memakai celana panjang, baju lengan panjang kemudian meningkat dengan baju turtleneck yang menutupi leher.
Tak sampai di situ, Loyola yang juga seorang ibu tiga anak mendapat anugerah yang tidak disangka. Bahwa empat bulan setelah bersyahadat, sang anak yang saat itu berusia sembilan tahun mengikuti jejaknya.
Tanpa paksaan, anak laki-laki pertamanya bersyahadat dan diantar oleh Loyola dan sang suami. Sempat ada pertanyaan bahwa seorang wanita dilarang menikah dengan non-Muslim. Sehingga ketika seorang istri menjadi Muslim dan suaminya tidak mengikuti maka mereka akan berpisah.
Namun, yang terjadi dengan rumah tangga Loyola berbeda. Loyola memiliki pandangan tersendiri mengenai hal ini.
“Bagaimana saya bisa mengatakan berpisah jika suami saya sangat mendukung keislaman saya dan anak-anak saya, karena kemudian anak kedua saya mengikuti jejak kakaknya memeluk Islam,” ujar dia.
Suaminya bahkan tidak segan untuk mengantar kedua anaknya shalat di masjid khusus tempat laki-laki. Dan menunggu mereka selesai shalat.
Rasanya tidak adil jika dia harus memutuskan untuk menceraikan suami yang seperti ini. Dan tak ada teman Muslimnya yang menekankan dia harus berpisah dengan suaminya.
Bahwa ketika wanita lajang Muslimah harus memilih pria yang seiman itu hal yang berbeda. Sehingga bagi dia, masalah ini harus dilihat kasus per kasus.
Dan ternyata pilihan Loyola ini pun membuat jalan hidayah untuk sang suami. Karena pada 2018 juga, suaminya memutuskan untuk memeluk Islam.
“Dengan tiba-tiba dia meminta saya mengajaknya menemui imam untuk bersyahadat,” ujar dia.
Dan kini Loyola telah kembali dikaruniakan seorang bayi yang lahir ketika ayah dan ibunya telah menjadi Muslim. (rafa/arrahmah.id)