Koran Los Angeles Times menulis, semangat perjuangan Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, di hadapan Barat dan Israel, menuai decak kagum negara-negara Arab dan Islam dunia.
Koran beroplah besar di AS itu menambahkan, popularitas Ahmadinejad terletak pada kritikan tajam dan tegasnya terhadap politik AS.
Popularitas Ahmadinejad di dunia telah menembus batasan etnis, kebangsaan, maupun madzhab, bahkan di Timur Tengah ia disebut-sebut sebagai “Sang Pahlawan”.
Sumber tadi mengutip pernyataan seorang mahasiswa fakultas kedokteran di Kairo yang berpendapat bahwa Ahmadinejad telah membangkitkan kebanggaran tersendiri dalam dirinya, karena Ahmadinejad tengah berjuang keras untuk menghindarkan bangsanya dari segala bahaya.
Adapun seorang pejabat Kementerian Pendidikan dan Pembimbingan Mesir, Taisir Ibrahim menyatakan, Ahmadinejad adalah sosok pemberani yang berdiri di hadapan AS dan ia telah membuktikan kepada para penguasa Arab bahwa mereka mampu melawan Barat dan tidak akan terjadi apa-apa”.
Di lain pihak, seorang pengamat politik di lembaga riset strategis politik Al Ahram Kairo, Nabil Abdul Fath menegaskan, “Tak diragukan lagi bahwa popularitas Ahmadinejad telah jauh meninggalkan popularitas para pemimpin lainnya di Timur Tengah”.
Pihak Asing
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan dikutip media Iran, Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, menekankan kembali segera diakhirinya pendudukan atas Iraq. Pernyataan itu dikemukakan kemarin dalam jumpa persnya di Washington.
Menurutnya, politik AS di Iraq terbukti gagal dan kehadiran pasukan asing di Iraq tidak membantu memulihkan keamanan dan perdamaian di negara tersebut.
Seraya mengkritik media massa Barat yang mendistorsikan pernyataannya bahwa pasca penarikan mundur pasukan AS dari Iraq, Iran akan memenuhi kekosongan kekuatan di Iraq, Ahmadinejad menegaskan, pasca penarikan mundur pasukan asing di Iraq memang akan terjadi kekosongan, namun negara-negara regional termasuk Iran, Arab Saudi, dan Iraq sendiri, dapat bekerjasama memenuhi kekosongan kekuatan tersebut. Untuk hal ini, kawasan tidak memerlukan kehadiran pasukan asing.
Selain itu, Ahmadinejad juga kembali membahas Holocaust. “Jika hal ini tidak dibuat-buat, lantas mengapa para peneliti tidak diijinkan melakukan riset dan jika memang benar terjadi di Eropa, lalu mengapa bangsa Palestina yang harus membayarnya.”
Sumber: Hidayatullah