SAN FANCISCO (Arrahmah.id) – Peneliti keamanan siber mengatakan mereka telah menemukan bukti spyware Cina di aplikasi berbahasa Uighur yang dapat melacak lokasi dan mengambil data orang Uighur yang tinggal di Cina dan luar negeri.
Uighur adalah minoritas Muslim yang berada di wilayah barat laut Cina Xinjiang, di mana laporan PBB baru-baru ini mengatakan Beijing mungkin telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Cina bulan lalu menolak laporan PBB tentang pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis Uighur dan minoritas Muslim lainnya dan menyebutnya “salah”.
Dalam sebuah pernyataan video, utusan Cina untuk PBB Zhang Jun mengatakan mereka menolak “apa yang disebut penilaian terkait Xinjiang” oleh PBB.
Amerika Serikat dan anggota parlemen di negara-negara Barat lainnya mengatakan perlakuan Cina terhadap Uighur sama dengan genosida.
Sebuah laporan yang dikeluarkan pada Kamis (10/11/2022) oleh firma keamanan siber yang berbasis di San Francisco, Lookout, mengklaim bahwa sejak 2018, beberapa aplikasi Android berbahasa Uighur telah ditemukan terinfeksi dua jenis spyware yang terkait dengan kelompok peretas yang didukung negara Cina.
Aplikasi itu termasuk kamus, aplikasi keagamaan, peta, dan bahkan WhatsApp versi bajakan yang tersedia di toko pihak ketiga atau dibagikan di saluran berbahasa Uighur di Telegram.
Mereka tidak tersedia di toko Google Play resmi, yang diblokir di Cina, sehingga otoritas Cina dapat mengarahkan pengguna android di Cina untuk menggunakan toko aplikasi pihak ketiga.
Spyware memungkinkan peretas untuk mengumpulkan data sensitif termasuk lokasi pengguna, kontak, log panggilan, pesan teks dan file, dapat mengambil foto dan merekam panggilan, ungkap laporan tersebut. (rafa/arrahmah.id)