LONDON (Arrahmah.com) – Seorang tokoh muslim terkemuka di London utara diklaim sebagai seorang yang ekstrimis dan dipaksa pindah oleh pengadilan dari ibukota dengan dalih melindungi masyarakat, Guardian melansir, Jumat (20/5/2011).
Seorang pria berinisian CD, yang memiliki dua kewarganegaraan, Inggris dan Nigeria, dituduh memperoleh senjata api untuk melakukan aksi terorisme.
Polisi setempat mengklaim CD menghadiri sebuah kamp pelatihan di Cumbria pada tahun 2004 yang diselenggarakan oleh Mohammed Hamid, yang sebelumnya juga dijerat dengan pasal terorisme dengan tuduhan membuat pelatihan untuk pemboman yang gagal, 21 Juli 2005 di London.
CD juga dituduh melakukan pelatihan ekstrimis di Suriah pada akhir tahun 2005 dan kembali ke Inggris pada bulan April 2009.
Justice Simon yang didukung besar oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri Inggris menyatakan bahwa CD dipindah ke suatu tempat yang dirahasiakan di kota Midland demi mencegahnya melakukan pertemuan rahasia bersama rekan-rekannya yang lain di London untuk merencanakan serangan.
CD ada di bawah perintah pengawasan selama 12 bulan pada Februari setelah pemerintah Inggris menetapkannya sebagai seorang tersangka yang harus ditindak.
John Burton QC, pengacara CD, mengatakan bahwa kliennya tidak menyangkal bahwa ia memiliki pemahaman Islam yang diklaim Barat sebagai pemahaman ekstrim. CD pun tidak menyangkal bahwa ia tidak menyangkal bahwa ia berhubungan dengan Hamid.
Burton mengatakan larangan dari pemerintah London memiliki dampak psikologis dan fisik. Menurutnya, sudah lama CD dikenakan sejumlah besar pembatasan.
Hakim mengatakan istri CD dan dua anaknya masih diberi kesempatan untuk untuk mengunjunginya, namun hanya di beberapa lokasi saja. (althaf/arrahmah.com)