DAMASKUS (Arrahmah.com) – Seorang pria yang diduga tewas setelah pengeboman di sebuah pasar yang sibuk di Suriah pulang kembali ke rumahnya saat upacara pemakamannya sedang berlangsung.
Muhammad Rayhan sedang berada di pasar di Douma, dekat Damaskus, pada hari Ahad ketika pasukan rezim Suriah memborbardir tempat itu.
Korban tewas akibat serangan itu berjumlah sekitar sekittar 117, termasuk 16 anak-anak dan tujuh perempuan, ungkap aktivis, sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba, Jum’at (/8/2015).
Keluarga Rayhan yakin bahwa Rayhan termasuk yang tewas dalam serangan itu setelah ia belum juga pulang dari pasar. keluarganya pun mulai menggelar upacara pemakaman.
Tetapi pada Selasa pagi (18/8), 3 hari setelah tragedi pengeboman itu, Rayhan berhasil lolos dari reruntuhan. Dia kemudian pulang kerumahnya dengan debu yang masih menutupi rambut dan janggutnya.
Melihat kedatangan Rayhan yang linglung dan penuh debu, keluarnya sempat kaget dan mengiranya hantu. Namun kesedihan itu serta merta berubah menjadi momen yang membahagiaan karena ternyata Rayhan masih hidup.
Upacara pemakaman Rayhan seketika berubah menjadi perayaan yang meriah.
Kisah Rayhan ini diberitakan oleh Komite Koordinasi Lokal Suriah cabang Ghouta Timur. Komite itu kemudian memposting di halaman Facebook-nya gambar Rahyan bersama dengan anggota keluarganya yang sedang berbahagia, dimana sebelumnya mereka sedang berduka.
Rayhan, yang saat ini dijuluki sebagai “Martir Hidup” oleh teman-teman dan kerabatnya, terjebak di bawah puing reruntuhan bangunan selama tiga hari akibat serangan bom rezim Suriah.
Tim penyelamat yang sedang menyisiri lokasi pengeboman menemukan Rayhan yang masih hidup tanpa makanan dan minuman selama tiga hari.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di London mengatakan bahwa kejadian luar biasa seperti yang dialami Rahyan sering terjadi di Suriah akhir-akhir ini.
“Banyak orang yang hilang, terjebak di reruntuhan, dan kemudian muncul,” Rami Abdurrahman, direktur kelompok aktivis, mengatakan kepada The Independent.
“Ini sering terjadi terhadap anak-anak. Saya telah mendengar anak-anak berusia tiga tahun yang telah dikira meninggal oleh keluarganya dan kemudian ditemukan hidup dalam reruntuhan.”
Douma sendiri merupakan lokasi yang kerap menjadi target pengeboman rezim Suriah. Sebuah laporan Amnesty International menyatakan bahwa rezim Suriah sedang melakukan kejahatan perang dengan melakukan pengeboman di daerah yang banyak dihuni oleh warga sipil.
(ameera/arrahmah.com)