WASHINGTON (Arrahmah.com) – Lockheed Martin mengatakan pada Selasa pekan ini bahwa pihaknya masih berharap untuk mengirim lebih banyak F-35 ke Turki, meskipun Kongres berusaha untuk memblokir sementara kesepakatan itu, seperti dilansir Investor.com.
Yang menjadi masalah adalah pembelian sistem pertahanan rudal S-400 dari Rusia dan memicu kekhawatiran bahwa Rusia dapat memperoleh akses rahasia F-35 jika pesawat tempur generasi kelima itu dijual ke Turki. Ankara berencana membeli 100 unit F-35.
Pada hari yang sama, Kongres menyelesaikan RUU otorisasi pertahanan, yang mencakup ketentuan yang melarang Turki menerima F-35 sampai Pentagon menyampaikan laporan rinci tentang hubungan AS-Turki, dampak pembelian S-400, dan dampaknya pada industri AS jika Turki dicabut dari program F-35. Departemen Pertahanan memiliki waktu 90 hari untuk mengirim laporan ke Kongres.
Namun nampaknya para pejabat Lockheed tidak terlalu peduli dengan RUU pertahanan ini.
“Kami akan terus mengirimkan pesawat sampai pemerintah AS mengatakan tidak, yang kami tidak harapkan,” CFO Bruce Tanner mengatakan selama konferensi kuartal kedua perusahaan tersebut.
Sementara itu, CEO Marillyn Hewson mengatakan Lockheed telah melakukan diskusi dengan pejabat paling senior di Pentagon tentang masalah Turki. Dia mendapat dukungan dari sejumlah pejabat, termasuk Menteri Pertahanan AS James Mattis. Mattis menulis surat kepada Kongres menentang ketentuan untuk memblokir Turki dari F-35.
Lockheed sebenarnya menyerahkan F-35 pertama ke Turki bulan lalu, tetapi mereka saat ini berada di Pangkalan Angkatan Udara Luke, Arizona, dimana pilot Turki sedang belajar cara menerbangkan jet canggih tersebut. Mentransfer F-35 ke wilayah Turki dipandang sebagai risiko utama bagi keamanan F-35.
Sehari sebelumnya, pada Senin, perusahaan mengatakan akan mempekerjakan 400 lebih pekerja untuk mendukung pekerjaan F-35 di pabrik Fort Worth, Texas. Produksi pesawat tempur meningkat dan ditargetkan mencapai 12 hingga 15 unit per bulan pada 2021 dari tujuh menjadi sembilan per bulan saat ini.
Pada 15 Juli, Lockheed membuat “kesepakatan” dengan Pentagon untuk produksi F-35 ke-11, yang mencakup 141 unit pesawat, naik dari 90 pesawat pada generasi ke-10 dan 57 di bawah kesembilan. (Althaf/arrahmah.com)