MADRID (Arrahmah.com) – Setidaknya 2.182 orang meninggal di Spanyol akibat COVID-19 dan 33.089 kasus telah dikonfirmasi sejauh ini, menurut data resmi yang dirilis pada Senin (23/3/2020).
Selama 24 jam terakhir, sebanyak 462 orang meninggal di Spanyol, dan sekitar 4.500 kasus baru dikonfirmasi.
Lebih dari 2.300 orang sekarang berada di unit perawatan intensif (ICU), sementara 3.355 telah pulih.
Pada Senin (23/3), seorang juru bicara pemerintah mengkonfirmasi bahwa sekitar 12% (3.910) dari semua kasus yang dikonfirmasi merupakan kasus yang terjadi pada petugas layanan kesehatan negara.
Selama akhir pekan, Madrid, yang telah mencatat lebih dari 1.200 kematian, memiliki rumah sakit yang begitu padat. Setidaknya di satu rumah sakit, pasien dirawat di lantai dan di lorong, menurut harian Spanyol El Mundo.
Sementara itu, harian terkemuka Spanyol El Pais melaporkan bahwa berbagai rumah sakit di wilayah ibu kota memiliki ICU yang bekerja dengan kapasitas lebih dari dua kali lipat.
Sebuah rumah sakit bergaya militer di pusat konferensi utama Madrid IFEMA sedang disiapkan untuk menampung sebanyak 5.000 pasien. Pada Ahad (22/3), rumah sakit tersebut mulai menerima pasien pertamanya dan mulai mendatangkan tenaga kesehatan profesional secara sukarela.
Pihak berwenang berusaha mendirikan rumah sakit serupa di seluruh negeri.
Pada Ahad (22/3), perdana menteri Spanyol mengumumkan bahwa lockdown di Spanyol akan diperpanjang hingga tanggal 11 April.
Wabah COVID-19 yang dimulai di Wuhan, Cina, telah dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University yang berbasis di AS menunjukkan bahwa virus ini sekarang telah menyebar ke 167 negara dan wilayah.
Lebih dari 372.200 kasus dan lebih dari 16.300 kematian telah dilaporkan di seluruh dunia sejak Desember lalu, sementara lebih dari 100.000 orang telah pulih. (rafa/arrahmah.com)