TRIPOLI (Arrahmah.com) – Tentara Nasional Libya (LNA) hari Minggu (17/5/2020) mengumumkan jatuhnya drone Turki lainnya di daerah al-Ajaylat dekat pangkalan udara al-Watiya, sekitar 140 kilometer barat daya ibukota, Tripoli.
Drone terakhir ini membuat LNA berhasil menjatuhkan empat drone Turki dalam 24 jam.
Selain itu, brigade ke-134 LNA membantah bahwa unit-unit yang melindungi pangkalan al-Watiya telah diserang oleh pasukan yang setia kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA). Rekaman yang diduga diambil dari serangan itu diambil dari perang Suriah, jelasnya. Tidak ada pesawat tanpa awak Turki melepaskan tembakan ke pangkalan.
Secara terpisah, pejabat LNA Khaled al-Mahjoub mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa militer tidak mengungkapkan sejumlah besar tentara bayaran yang telah ditangkap di medan perang Tripoli. Tentara bayaran dari berbagai negara telah ditahan dan mereka akan dideportasi setelah penyelidikan dengan mereka selesai.
Mereka diperiksa selama mereka tiba di Libya, jaringan yang menyelundupkan mereka dan tempat mereka direkrut dan dilatih, tambahnya.
Sementara itu, tujuh orang tewas dan 17 lainnya luka-luka dalam penembakan yang terjadi di pusat penahanan migran di dekat Tripoli. GNA menyalahkan LNA atas serangan itu.
Penembakan itu menyebabkan kebakaran di tempat penampungan di distrik Fornaj, yang terletak di dekat garis depan dan rumah bagi orang-orang yang dipaksa keluar dari rumah mereka setelah pertarungan sebelumnya, kata Usama Ali, juru bicara layanan darurat dan ambulans Tripoli. Enam dari yang meninggal berasal dari Bangladesh.
Pertempuran berselang dilaporkan antara LNA dan pasukan yang setia pada GNA di Tripoli. Media LNA melaporkan bahwa tujuh tentara bayaran Suriah yang berjuang untuk GNA dan diterbangkan oleh Turki telah menyerah kepada pasukan mereka pada Sabtu malam (16/5).
GNA mengatakan telah menghancurkan dua sistem anti-pesawat Rusia segera setelah pengiriman mereka ke LNA. Dikatakan jet tempurnya mengenai sistem Pantsir dalam beberapa jam setelah pengiriman mereka di pangkalan al-Watiya.
Ini menandai pertama kalinya GNA mengumumkan penghancuran sistem pertahanan udara Rusia sejak awal konflik pada 4 April 2019. (Althaf/arrahmah.com)