KUDUS (Arrahmah.com) – Setelah polemik lembar kerja Siswa (LKS) bergambar Miyabi dan memberikan pilihan ideologi komunis pada jawabannya. Kini, timbul lagi persoalan di buku lembar kerja siswa (LKS) Bahasa Jawa untuk murid kelas III sekolah dasar (SD) di Kudus, Jawa Tengah.
Salah satu lembar pada buku LKS Bahasa Jawa terbitan CV Sindunata yang sudah beredar di Kudus berisi lima dialog yang tidak layak dibaca oleh siswa SD pada halaman empat.
Berjudul “Resepe Simbah” yang menggambarkan ada seorang pemuda bernama Glendhoh bertanya kepada kakek yang sedang duduk di teras terkait resep awet muda.
Kakek yang bernama Klithuk menjawab resep awet muda dengan cara “nyimeng” (menghisap ganja), ngombe (diasumsikan minum minuman keras) dua botol dan merokok dua bungkus dalam sehari.
Padahal dalam sampul LKS terbitan CV Sindunata, Sukoharjo, Surakarta itu terdapat tulisan kurikulum terbaru, terintegrasi pendidikan karakter, acuan pengayaan dan sesuai SK Gubernur Jateng nomor 423.5/5/2010.
“Setiap hendak membeli buku LKS, sebaiknya diteliti dan dibaca secara seksama guna memastikan materi yang ada memang layak untuk anak-anak SD”, kata Sudjatmiko Kepala Dinas Pendidikan di Kudus, Kamis kemarin (9/11).
Kepala Dinas Pendidikan Kudus, Sudjatmiko, juga mengaku baru tahu adanya kasus ini. “Kami baru mengetahui di dalam LKS itu ternyata ada materi tidak layak dibaca untuk siswa SD,” kata Sudjatmiko, seperti dirilis infospesial.net.
Sudjatmiko mengimbau agar sekolah selektif memilih LKS. “Jangan sampai, setelah lama menggunakan LKS tersebut sekolah baru mengetahuinya,” terang Kepala SD Negeri 1 Barongan, itu.
Menurut dia, siswa kelas III menggunakan LKS itu untuk semester satu yang dimulai Juli 2012 dan akan berakhir pada Desember 2012.
Sementara itu, karena terjadi polemik, pihak penerbit siap menarik LKS. “Yang kami edarkan sejak pertengahan tahun ini sudah ada 5000 eksemplar di Jawa Tengah. Kami siap menariknya kembali jika ada perintah dari Dinas Pendidikan” ujar Manager CV Sindunata Sukoharjo Yatim Arohmah di kantornya, Senin (12/11).
Yatim mengatakan, pihaknya sebenarnya mempunyai niatan baik dengan mencetak LKS tersebut. Yakni ingin ikut mencerdaskan bangsa sesuai visi dan misi pendidikan nasional. Yatim juga membantah jika pembuatan LKS tersebut tanpa pertimbangan matang.
LKS yang dibuat CV Sindunata, menurut Yatim, bukan hanya beredar di Kudus saja. Namun sudah beredar di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah, termasuk kota Solo.
Di kota-kota atau kabupaten lain LKS yang beredar tidak bermasalah. Tetapi di Kudus oleh salah satu SD, LKS tersebut dianggap bermasalah. LKS yang dianggap bermasalah itu sudah digunakan selama setengah semester ini. (bilal/dbs/arrahmah.com)