HOMS (Arrahmah.com) – Kantor berita Himam pada hari Ahad (23/3/2014) meliput kegiatan pendidikan yang digarap oleh mujahidin Jabhah Nushrah di kota Homs. Di kota yang selama dua tahun terakhir telah diblokade dan dibombardir oleh rezim Nushairiyah Suriah tersebut, mujahidin Jabhah Nushrah gigih bertahan dengan operasi ribath dan jihad mereka. Selain itu Jabhah Nushrah juga mendirikan pondok pesantren untuk golongan remaja pemuda muslim Homs.
Pondok Pesantren Ilmu Syariat Jabhah Nushrah didirikan oleh mujahidin Jabhah Nushrah di dalam kota Homs yang dikepung oleh rezim Nushairiyah Suriah. Pondok Pesantren Jabhah Nushrah ini dikhususkan untuk santri-santri putra, dari usia pendidikan sekolah dasar sampai usia pemuda. Mereka adalah kader-kader mujahidin yang mendapatkan pembinaan ilmu syari’at secara baik.
Di tengah situasi pengepungan dan serangan tiada henti dari pihak pasukan rezim Nushairiyah dan milisi Syiah, kegiatan pondok pesantren Jabhah Nushrah tetap berjalan dengan sarana prasarana seadanya. Kegiatan belajar-mengajar dilakukan di dalam masjid. Para santri mendapatkan pelajaran Al-Qur’an, hadits, aqidah, fiqih, akhlak, sirah nabawiyah dan ilmu-ilmu agama lainnya.
Kegiatan tahfizh [hafalan Al-Qur’an] misalnya, dilakukan di dalam masjid dalam beberapa halaqah [kelompok belajar]. Masing-masing halaqah terdiri dari beberapa orang santri dalam usia yang sebaya dan mereka dipimpin oleh seorang ustadz pembimbing.
Pada hari Ahad (23/3/2014) lalu Ponpes Ilmu Syariat Jabhah Nushrah di kota Homs menggelar wisuda salah satu angkatan alumni mereka. Acara wisuda digelar secara sederhana di dalam masjid, dihadiri para ustadz pengajar dan seluruh santri.
Seorang pembina Ponpes Jabhah Nushrah mengawali acara wisuda dengan taushiyah tentang urgensi dan kewajiban menuntut ilmu syariat bagi setiap muslim. Seorang ustadz kemudian membacakan surat Ali Imran ayat 189 sampai ayat 195 dengan tartil dan suara yang indah.
Acara wisuda diramaikan dengan kuis tanya-jawab tentang ilmu-ilmu keislaman untuk para santri usia pendidikan dasar. Setelah itu beberapa santri usia pendidikan dasar tampil membawakan doa qunut nazilah, hafalan Al-Qur’an dan beberapa syair pembangkit semangat jihad. Para ustadz kemudian membagikan snack ala kadarnya kepada para santri.
Dalam situasi perang yang sangat sulit ini, mujahidin Jabhah Nushrah tidak hanya memikirkan operasi militer melawan rezim Nushairiyah Suriah. Pemahaman dan pengamalan Islam di kalangan anak-anak, remaja dan pemuda menjadi lahan dakwah yang sangat penting. Selama 40 tahun berkuasanya rezim Nushairiyah di Suriah, kaum muslimin dijauhkan dari ajaran agamanya yang benar. Kembali belajar, memahami dan mengamalkan ajaran Islam yang benar adalah kunci datangnya kemenangan dari Allah Ta’ala.
(muhib al majdi/arrahmah.com)