ABUJA (Arrahmah.com) – Pasukan keamanan Nigeria telah menggerebek kantor surat kabar Daily Trust negara itu dan menangkap dua jurnalisnya atas liputan tentang kelompok Boko Haram, lansir Al Jazeera pada Senin (7/1/2019).
Satu tim polisi rahasia, tentara dan paramiliter pertahanan sipil menyerbu kantor surat kabar di kota utara Maiduguri, menahan editor Uthman Abubakar dan reporter Ibrahim Sawab, kata surat kabar itu, Minggu (6/1).
“Serangan itu sebagai tanggapan terhadap cerita sampul kami hari ini mengenai persiapan militer untuk merebut kembali kota Baga yang direbut oleh Boko Haram pekan lalu,” satu sumber di koran mengatakan kepada kantor berita AFP.
“Mereka datang mencari reporter kami Hamza Idris, yang meliput kisah itu, tetapi menangkap kedua wartawan itu ketika mereka tidak menemukannya,” kata sumber lain.
Polisi bersenjata menyegel kantor tersebut setelah tim pasukan keamanan menyita laptop dan ponsel para jurnalis.
Lebih dari dua lusin tentara bersenjata juga menggeledah kantor pusat Daily Trust di Abuja pada Minggu malam (6/1), sumber di surat kabar itu mengatakan kepada AFP.
“Ini adalah kelanjutan dari penumpasan yang dimulai di kantor Maiduguri sebelumnya hari ini. Mereka menyerbu ke ruang berita di lantai tiga, menyita komputer dan laptop sebelum memerintahkan semua orang untuk meninggalkan gedung,” kata sebuah sumber di surat kabar itu.
“Mereka telah menyegel gedung. Ini berarti kita tidak akan terbit besok, untuk pertama kalinya dalam 20 tahun.”
Menurut sumber yang sama, operasi serupa terjadi di kantor Lagos Daily Trust pada saat yang sama.
‘Informasi rahasia’
Daily Trust melaporkan pada tanggal 31 Desember bahwa anggota Boko Haram merebut enam daerah di negara bagian Borno utara termasuk Baga, membantah klaim militer bahwa kelompok itu tidak mengendalikan wilayah mana pun di wilayah tersebut.
Perebutan ini mengikuti serangkaian serangan Boko Haram di pangkalan militer di daerah itu.
Setelah laporan itu, militer mengeluarkan pernyataan ancaman akan mengambil tindakan terhadap “unsur-unsur yang tidak bermoral” dan “laporan berita yang tidak akurat oleh beberapa media”.
Dalam pernyataan yang dikirim melalui surat elektronik, militer mengatakan bahwa surat kabar itu “membocorkan informasi militer rahasia, sehingga merusak keamanan nasional”.
Otoritas Abuja menyatakan penangkapan wartawan itu dilakukan agar mereka menyadari pentingnya keamanan nasional dan mengklaim militer tidak bermaksud membungkam pers.
Pernyataan itu dikeluarkan beberapa jam setelah presiden Nigeria, Garba Shehu, mengomentari serangan itu.
The Federal Government has directed the military to vacate the premises of @daily_trust and the order has been complied with. Issues between the military and the newspaper as they affect the coverage of the war in the Northeast will be resolved through dialogue.
— Garba Shehu (@GarShehu) January 6, 2019
“Masalah antara militer dan surat kabar itu muncul karena mereka mempengaruhi liputan perang di Timur Laut yang seharusnya diselesaikan melalui dialog,” tambahnya.
Tentara melakukan serangan serupa di kantor yang sama pada tahun 2013 dalam upaya gagal menangkap Idris atas laporan lain yang dianggap penting oleh militer.
Pada November, militer Nigeria mengancam akan melakukan tindakan hukum karena “berita palsu” setelah laporan media menyatakan korban militer jauh lebih tinggi daripada korban resmi dari serangan Boko Haram di sebuah pangkalan militer di desa Metele.
Pada Juni 2014, tentara menyita koran dan van pengiriman milik Daily Trust dan tiga surat kabar lainnya atas laporan yang dinilai “mencitraburukkan militer Nigeria”, menuduh van mengangkut senjata ilegal. (Althaf/arrahmah.com)