GAZA (Arrahmah.com) – Menteri Pertanian Jalur Gaza mengatakan pada hari Jum’at (21/9/2012) bahwa pihaknya tidak akan mengizinkan impor buah ke Gaza dengan tujuan untuk melindungi pasar lokal.
Pengumuman tersebut datang setelah Israel berjanji akan memfasilitasi langkah-langkah baru untuk keluar-masuknya barang-barang di perbatasan Gaza. Beberapa produk akan dihapus dari daftar hitam mengizinkan impor mereka ke Gaza, kata pejabat Zionis Israel pada hari Kamis (20/9).
Direktur Pemasaran di kementrian pertanian Gaza Tahsen al-Saqa mengatakan kepada Ma’an bahwa tidak ada buah-buahan yang akan diimpor dari Israel, dengan pengecualian apel dan pisang, karena para petani di Gaza menanam sendiri buah jambu, kurma, anggur dan jeruk.
Al-Saqa menambahkan bahwa Israel telah mencegah impor sayur mayur ke Gaza selama beberapa tahun, dan Gaza memenuhi kebutuhan mereka sendiri. “Kami memiliki 98 persen swasembada sendiri dalam (memproduksi) sayur mayur,” katanya.
Di Tepi Barat, dulu ada sebuah industri pertanian yang berkembang namun kemudian hancur, akibat dampak dari kompetisi produksi Israel dan juga kontrol Israel atas sumber air dan perampasan lahan pertanian Palestina. Para petani Israel, yang memiliki akses lebih besar ke sumber air, menjual produk mereka ke pasar-pasar Palestina yang para petani Gaza tidak dapat mengaksesnya.
Israel mengontrol ekspor dan impor ke Gaza melalui blokade militernya, sementara di Tepi Barat, Israel mempengaruhi pasar Palestina melalui Protokol Paris yang ditandatangani antara Israel dan Palestine Liberation Organization (PLO). Pembatalan Protokol Paris adalah tuntutan dari para demonstran yang turun ke jalan-jalan di seluruh Tepi Barat pada awal bulan ini. (siraaj/arrahmah.com)