GAZA (Arrahmah.id) – Empat tahanan Palestina tewas dalam tahanan ‘Israel’ pada Senin (30/12/2024), sehingga jumlah tahanan yang tewas di sistem penjara brutal Tel Aviv menjadi lima dalam 24 jam terakhir.
Mohammad Rashid al-Akka, Samir Mahmoud al-Kahlout, Zuhair Omar al-Sharif, dan Mohammad Anwar Lubbad tewas saat ditahan oleh tentara ‘Israel’ pada Senin (30/12), menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Klub Tahanan Palestina (PPC) dan Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan.
Pernyataan tersebut menyatakan bahwa Dinas Penjara ‘Israel’ (IPS) bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan terhadap para tahanan, memperingatkan tentang “bencana kemanusiaan yang semakin meningkat” dan menuduh otoritas ‘Israel’ berupaya untuk “secara sistematis dan terbuka melikuidasi para tahanan.”
Sehari sebelumnya, tahanan Ashraf Mohammad Abu Warda meninggal setelah dirawat di rumah sakit. Kelimanya ditahan dari Jalur Gaza, tempat ‘Israel’ melanjutkan kampanye genosida terhadap warga sipil dan fasilitas medis.
Kementerian Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina mengumumkan pekan lalu kematian dua tahanan Palestina lainnya, Samih Aliwi dan Anwar Aslim. Aliwi, seorang pemimpin Hamas dari kota Nablus di Tepi Barat yang diduduki, meninggal bulan lalu setelah dipindahkan dari klinik penjara Ramle ke rumah sakit.
Ia ditahan di bawah penahanan administratif oleh ‘Israel’ sejak Oktober tahun lalu meskipun ia memiliki beberapa masalah medis serius.
Pusat penahanan dan penjara ‘Israel’ tempat tahanan Palestina ditahan dikenal karena kondisi yang sangat represif dan penuh kekerasan, yang meliputi penyiksaan, pemerkosaan, dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya.
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara yang dikepung dan dihancurkan, Dr. Hussam Abu Safiya, ditahan pada 27 Desember dalam penggerebekan terakhir di fasilitas medis tersebut. Abu Safiya dilaporkan dibawa ke kamp tahanan Sde Teiman yang terkenal kejam, tempat terjadinya banyak insiden pemerkosaan dan penyiksaan.
“Sde Teiman dikenal dengan kebrutalan dan penyiksaan, kami tidak dapat membayangkan apa yang dialami ayah kami di tempat itu dan apakah dia sehat atau tidak, hangat atau kedinginan … lapar atau kesakitan,” kata keluarga direktur rumah sakit tersebut kepada CNN.
PBB memperingatkan awal tahun ini bahwa warga Palestina yang dipenjara di berbagai penjara dan kamp penahanan ‘Israel’ juga menghadapi penyiksaan waterboarding, larangan tidur, dan sengatan listrik oleh otoritas penjara ‘Israel’ sejak 7 Oktober 2023.
Kamp penyiksaan Sde Teiman, tempat puluhan orang terbunuh, disebut sebagai Guantanamo-nya ‘Israel’. (zarahamala/arrahmah.id)