MOGADISHU (Arrahmah.id) – Sedikitnya lima orang tewas dan 11 lainnya termasuk seorang gubernur, terluka dalam serangan bom bunuh diri pada Selasa (14/3/2023) di Somalia selatan, kata seorang komandan polisi kepada AFP.
Sebuah kendaraan yang sarat dengan bahan peledak menabrak wisma yang menampung pejabat pemerintah di Bardera, 450 kilometer (279 mil) barat ibukota Mogadishu, kata komandan polisi wilayah Hussein Adan.
“Ledakan itu menghancurkan sebagian besar bangunan dan lima satpam tewas dalam ledakan itu,” kata Adan.
Sebelas orang, termasuk gubernur, Ahmed Bulle Gared, terluka, tambahnya.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi kelompok militan Asy-Syabaab tetap menjadi tertuduh utama di negara Tanduk Afrika tersebut.
Mohamud Saney, yang menyaksikan serangan Selasa itu, mengatakan, mereka belum pernah mendengar ledakan sebesar itu.
“mengguncang seperti gempa bumi.”
Asy-Syabaab telah melancarkan perlawanan berdarah terhadap pemerintah pusat di negara rapuh itu selama sekitar 15 tahun.
Dalam beberapa bulan terakhir, tentara Somalia dan milisi klan lokal telah merebut kembali sebagian wilayah dari milisi dalam operasi yang didukung oleh serangan udara AS dan pasukan Uni Afrika yang dikenal sebagai ATMIS (African Transition Mission in Somalia).
Terlepas dari keuntungan yang diraih oleh pasukan pro-pemerintah, para milisi terus menunjukkan kemampuan untuk menyerang balik dengan kekuatan mematikan terhadap sasaran sipil dan militer.
Serangan Asy-Syabaab paling mematikan sejak serangan dilancarkan tahun lalu, dengan 121 orang tewas dalam dua ledakan bom mobil di Kementerian Pendidikan di Mogadishu pada Oktober.
PBB bulan lalu mengatakan bahwa 2022 adalah tahun paling mematikan bagi warga sipil di Somalia sejak 2017, sebagian besar karena peningkatan serangan oleh kelompok milisi.
Meskipun dipaksa keluar dari Mogadishu dan pusat kota utama lainnya lebih dari satu dekade lalu, Asy-Syabaab tetap bercokol di bagian tengah pedesaan dan selatan Somalia. (zarahamala/arrahmah.id)