TEL AVIV (Arrahmah.id) – Sedikitnya lima orang terluka dan seorang tersangka tewas setelah insiden penembakan di distrik hiburan populer di Tel Aviv pada Kamis malam (9/3/2023).
“Tersangka menembak pejalan kaki di Dizengoff Avenue, sebelum dilumpuhkan oleh petugas”, kata polisi “Israel”.
Tiga orang tewas dalam penembakan di jalan yang sama pada 2022 dan polisi mengatakan mereka menganggap insiden ini sebagai “serangan teroris”.
“Kami mengevakuasi ketiganya dengan luka tembak, salah satunya dalam kondisi kritis, satu luka parah, dan satu luka ringan,” kata direktur Magen David Adom Eli Bin kepada televisi Kan “Israel”.
Masih belum jelas siapa yang berada di balik serangan itu dan polisi mengatakan mereka sedang menyelidiki kemungkinan motifnya.
Hamas mengeluarkan pernyataan tak lama setelah insiden itu mengatakan penembakan itu sebagai tanggapan atas pembunuhan tiga warga Palestina pada hari sebelumnya di Tepi Barat yang diduduki, Al-Araby Al-Jadeed melaporkan.
Walikota Tel Aviv, Ron Huldai mengatakan kepada warga untuk kembali ke rumah, Haaretz melaporkan, dengan banyak yang masih berada di jalanan setelah protes terhadap rencana pemeriksaan yudisial menutup jalan-jalan utama pada Kamis pagi (9/3).
Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu, yang sedang dalam kunjungan resmi ke Roma, berharap “segera pulih bagi yang terluka”, dalam pernyataan singkat yang disiarkan televisi.
Menteri Keamanan Nasional sayap kanan “Israel”, Itamar Ben-Gvir menyebut tersangka sebagai “teroris”.
“Serangan serius di Tel Aviv… Saya mengucapkan selamat kepada petugas polisi yang dalam tindakan beraninya, melenyapkan teroris keji dan menyelamatkan banyak nyawa,” kata Ben-Gvir dalam sebuah pernyataan.
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Tepi Barat yang diduduki pekan ini, di mana enam orang Palestina tewas di Jenin pada Rabu (8/3) dan tiga orang ditembak di Jaba pada Kamis (9/3).
Sufyan Fakhoury (26), Ahmed Fashafsha (22), dan Nayef Malaysha (25) ditembak mati di Jaba pada Kamis pagi (9/3), dua di antaranya diklaim “Israel” sebagai bagian dari Jihad Islam Palestina, tanpa memberikan bukti.
Setidaknya 68 orang Palestina telah dibunuh oleh pasukan dan pemukim “Israel” pada tahun ini, termasuk 14 anak-anak, kata kementerian kesehatan Palestina.
Pada 26 Februari, pemukim Yahudi mengamuk di Hawara membakar mobil dan ratusan rumah penduduk, satu orang Palestina terbunuh, menyusul pembunuhan dua pemukim.
Kekerasan pemukim “Israel” terhadap warga Palestina telah meroket sejak Netanyahu kembali berkuasa sebagai pemimpin koalisi sayap kanan yang berupaya memperluas permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki dan mengejar kebijakan anti-Palestina lainnya. (zarahamala/arrahmah.id)