PALU (Arrahmah.com) – Sekitar 500 an atau lima Satuan Setingkat Kompi (SSK) pasukan korps Brimob Mabes Polri dikerahkan ke wilayah Kabupaten Poso. Ratusan personel Brimob dari Kelapa Dua-Jakarta, tiba di Bandara Mutiara SIS Aljufri Palu dini hari tadi dan langsung diberangkatkan ke Poso.
Menggunakan 3 pesawat komersil, personel Brimob tersebut tiba dengan berbeda waktu. Pesawat pertama tiba sekitar Pukul 00.05, pesawat kedua sekitar pukul 00.30 dan pesawat terakhir yang mengangkut pasukan beserta persenjataan lengkap sekitar pukul 01.00 dini hari tadi, Kamis (29/1/2014).
Kedatangan pasukan dengan sebutan korps burung hantu itu untuk melakukan operasi di wilayah Kabupaten Poso guna membantu pengejaran kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso tersebut, tertutup untuk media.
Sejumlah wartawan yang hendak meliput diberikan jarak sekitar 500 meter dari titik kumpul kendaraan para pasukan Brimob ini, di sekitar kantor Bandara Mutiara SIS Aljufri Palu.
Kepada wartawan, Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto menjelaskan, pasukan Brimob Kelapa Dua yang tiba ini, memang datang untuk membantu kegiatan kepolisian di wilayah Kabupaten Poso. Disinggung, akan adanya operasi besar dengan diterjunkannya pasukan dengan jumlah banyak, Kabid Humas masih enggan menjelaskan secara detail. “Yang jelas kita sampaikan bahwa pasukan Korps Brimob ini tiba untuk membantu tugas-tugas Polda Sulteng di Poso nantinya,” terang Hari, dikutip dari Radarsulteng.co.id
Ditanya terkait terbatasnya akses bagi wartawan yang hendak mengambil gambar ratusan personel Brimob itu, Kabid Humas mengaku, hal itu dikarenakan masuk sebagai wilayah terbatas pihak bandara dan taktis dari pergerakan pasukan Brimob sendiri. “Nanti semuanya akan kita sampaikan secara detail di Mapolda,” pungkas Hari, ditemui di pintu masuk areal perkantoran Bandara Mutiara SIS Aljufri.
Sementara itu, personel yang tiba dengan berpakaian preman tersebut, langsung menaiki kendaraan bus Polda Sulteng dan langsung melakukan persiapan menuju Kabupaten Poso.
Sebelumnya telah diwartakan, Wakil Bupati Poso (Wabup) Totok Syamsuri mengingatkan aparat kepolisian dan TNI untuk segera menuntaskan aksi kekerasan bersenjata yang kerap dilancarkan kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso alias Abu Wardah di Poso. Namun dia meminta penangkapan yang telah dilakukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri terhadap sejumlah warga Poso, harus dilakukan secara transparan.
“Polisi perlu umumkan kepada masyarakat siapa-siapa yang menjadi buronan dan siapa-siapa yang telah ditangkap, agar tidak menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat,” ujar Wabup Syamsuri di Poso, Senin (12/1/2015), dikutip dari Metrosulawesi.com.
Dia berharap, penangkapan yang dilakukan Densus 88 Mabes Polri terhadap warga, tidak sekadar mengejar deadline (batas waktu) yang ditargetkan Presiden Jokowi. Namun harus bisa melihat dampak sosial dengan melakukan pendekatan terhadap tokoh-tokoh dan sedini mungkin menghindari jatuhnya korban jiwa yang dapat menimbulkan kericuhan antara masyarakat dengan polisi, seperti yang pernah terjadi beberapa tahun lalu.
“Informasi yang saya dengar, sudah ada deadline dari Presiden agar secepatnya menuntaskan kelompok sipil bersenjata di Poso. Mungkin karena dalam rangka untuk mempercepat penyelesaikan masalah ini sehingga pihak kepolisian lebih mengintensifkan penangkapan. Mudah-mudahan tidak ada yang salah tangkap,” kata Syamsuri. (azm/arrahmah.com)